Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LPS Rate Naik, Siap-siap Bunga Bank Meroket

Penaikan suku bunga penjaminan simpanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam bentuk rupiah sebesar 25 basis poin untuk bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR) diperkirakan akan mengakibatkan bunga bank meroket.

Bisnis.com, JAKARTA--Penaikan suku bunga penjaminan simpanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam bentuk rupiah sebesar 25 basis poin untuk bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR) diperkirakan akan mengakibatkan bunga bank meroket.

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Destry Damayanti menuturkan kenaikan LPS Rate diprediksi dapat mengerek kenaikan biaya dana atau cost of fund. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan perang bunga perbankan.

"Dampaknya cost of fund akan naik, ke depan akan naik semua," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (13/5/2014).

Kenaikan LPS Rate, sudah dapat diprediksi sebelumnya. Pasalnya, dia menilai LPS Rate memang sudah seharusnya mengalami kenaikkan karena cerminan suku bunga di pasaran.

Menurutnya, sejak Januari 2014, tren suku bunga terus meningkat. Sejumlah perbankan bahkan mempunyai special rate untuk menarik simpanan dana masyarakat.

Jika LPS konsisten dengan market rate, sambungnya, tentu harus dinaikkan. Namun, korbannya adalah kenaikan cost of fund yang selalu diukur dari kenaikan LPS Rate.

Kenaikan LPS Rate, katanya, mencerminkan kondisi pasar yang tengah menghadapi pengetatan likuiditas terutama pada simpanan rupiah. Terlebih lagi menjelang bulan Ramadhan yang dipastikan likuiditas akan kian ketat.

Ketakutan terbesar perbankan Tanah Air adalah adanya risiko likuiditas. Bank akan mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga kredit, meskipun nantinya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) menjadi taruhannya.

Destry menyarankan agar tidak terjadi persaingan suku bunga, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan mengambil peran sebagai pengendali.

Perang suku bunga, dinilai selama ini tidak menimbulkan sanki dari otoritas perbankan. Masing-masing bank harus mengorbankan marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang terus tergerus akibat penerapan suku bunga jauh di atas LPS Rate.

"Kenaikan cost of fund tidak akan paralel, tergantung kalau bank banyak di dana murah, mestinya biaya tidak sampai lebih dari LPS Rate. Tapi tetap saja, karena anchor-nya LPS Rate, dengan naik akan jadi naik juga," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper