Bisnis.com, JAKARTA--- Di tengah merosotnya harga batu bara sejak 2012 sampai saat ini, PT Bukit Asam (Persero) Tbk. (PTBA) justru membukukan pendapatan Rp13,08 triliun pada 2014 atau tumbuh 16,7% dibandingkan dengan Rp11,21 triliun pada 2013.
Perusahaan pengelola batu bara milik negara itu menjual sebanyak 17,96 juta ton atau meningkat dibandingkan dengan 17,76 juta ton pada 2013.
Sekretaris Perusahaan PTBA Joko Pramono mengatakan penjualan itu 52% di antaranya untuk pasar domestik, sisanya pasar ekspor.
“Volume penjualan itu berasal dari produksi dan pembelian PTBA sebesar 18,17 juta ton atau 102% dibandingkan dengan produksi dan penjualan tahun 2013 sebesar 17,81 juta ton,” ujar Joko dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Selasa (3/3/2015).
Dari jumlah itu, 15,5 juta ton di antaranya merupakan produksi PTBA Unit Pertambangan Tanjung Enim di Sumatera Selatan dan 0,85 juta ton produk anak perusahaan yaitu PT Internasional Prima Coal di Kalimantan Timur serta 1,8 juta ton merupakan pembelian batu bara dari pihak ketiga oleh anak perusahaan, PT Bukit Asam Prima.
Dengan pendapatan tersebut, PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp2,2 triliun pada 2014 atau meningkat 9% dibandingkan Rp1,85 triliun pada tahun sebelumnya. Perseroan mengklaim menempati urutan teratas di kancah industri batubara nasional.