Bisnis.com, JAKARTA--PT Astra Sedaya Finance, perusahaan pembiayaan yang terafiliasi dengan PT Astra International Tbk., tengah menjajaki pembiayaan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) global senilai US$1 miliar atau sekitar Rp13 triliun pada tahun ini.
Obligor berkode ASDF itu merupakan perusahaan yang tergabung ke dalam Astra Credit Companies (ACC), kelompok usaha di bawah kendali Astra International (ASII) yang menaungi 4 perusahaan pembiayaan lainnya.
Presiden Direktur ACC Jodjana Jody mengatakan nilai US$1 miliar itu tidak akan diterbitkan oleh perseroan secara sekaligus. “Itu nilai ancang-ancangnya, batasan maksimumnya,” katanya kepada Bisnis.com, pekan lalu.
Jodjana mengatakan nilai surat utang yang bakal diterbitkan oleh perusahaan itu akan disesuaikan dengan minat investor. Perusahaan belum memutuskan berapa nilai yang akan diterbitkan pada tahap pertama.
Dana yang bakal diperoleh dari penerbitan MTN itu akan digunakan oleh Astra Sedaya untuk modal kerja. Seperti diketahui, Astra Sedaya merupakan perusahaan yang secara khusus menyalurkan pinjaman untuk pembiayaan mobil.
Sementara itu, Moody’s Investor Service memberikan peringkat Baa3 untuk Astra Sedaya Finance dan MTN yang bakal diterbitkan oleh perusahaan. Peringkat diperuntukkan bagi dokumentasi final program penerbitan MTN itu.
Srikanth Vadlamani, VP Senior Credit Officer Moody’s Investors Service Singapore Pte. Ltd., menjelaskan Astra Sedaya Finance memiliki rekam jejak yang bagus dalam hal kualitas aset dengan rasio kredit macet (NPL).
“Bahkan di segmen mobil bekas, di mana kualitas kredit rentan di industri, kualitas aset perusahaan tetap stabil yang menunjukkan manajemen risiko yang baik,” tulis Srikanth dalam keterangan tertulis, Kamis (19/3/2015).
Di sisi lain, Moody’s menganggap Astra Sedaya dianggap memiliki tingkat keuntungan yang tinggi. Return on equity (RoE) perusahaan mencapai 24,5% dan return on assets (RoA) 3,6%. Tingkat keuntungan yang tinggi tersebut didorong dari kombinasi tingginya marjin bunga bersih dan biaya operasi yang rendah.
“ASF adalah perusahaan pembiayaan mobil yang terbesar di Indonesia berdasarkan aset. Operasi perusahaan di pasar mobil baru dan bekas dengan porsi mobil baru 78% dari portofolio pada 2014,” tulis Moody’s.
Posisi perusahaan di pasar mobil baru juga ditopang oleh hubungan yang kuat dengan Astra International melalui diler mobil yang dimilikinya. Seperti diketahui, Astra merupakan penyalur kendaraan paling utama di Indonesia.
Sebagai gambaran, Astra Sedaya Finance merupakan perusahaan pembiayaan yang dalam 5 tahun terakhir selalu menerbitkan obligasi setiap tahunnya. Penerbitan obligasi itu untuk memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan selain dari pinjaman perbankan.
Pada tahun ini, obligasi jatuh tempo Astra Sedaya mencapai Rp4,1 triliun. Dari jumlah tersebut, obligasi yang telah jatuh tempo senilai Rp2 triliun (21 Februari) dan Rp579,5 miliar (25 Februari).
Obligasi Astra Sedaya yang bakal jatuh tempo lainnya pada tahun ini antara lain Rp1,13 triliun pada 14 April, Rp1 triliun pada 9 November dan Rp100 miliar pada 27 Juni. Pada akhir 2014, aset perusahaan mencapai Rp33,3 triliun.