Bisnis.com, JEMBER - Menteri BUMN Rini Soemarno sempat menangis saat melakukan silahturahmi dengan para petani tebu di Jember Jawa Timur pada Selasa (7/4/2015).
Menteri Rini yang dijadwalkan tiba di Jember pada pukul 09.00 tersebut mundur menjadi pukul 13.00 dan batal menggunakan transportasi helikopter lantaran cuaca buruk yang terjadi di Surabaya dan Jember.
Saat memberikan sambutan, Rini menangis karena mengingat gejolak pergulaan nasional yang terjadi pada 2001 ketika menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian pada masa itu.
"Kondisi sekarang hampir mirip seperti 2001. Terus terang saya sedih karena kondisi sekarang lebih berat karena pabrik gula rafinasi jumlahnya sudah mencapai 11 buah dengan produksi 5 juta ton," ucapnya dengan terisak.
Selain itu, katanya, Indonesia juga dihadapkan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dengan produk negara asing yang bisa keluar masuk dengan bebas.
"Dan kompetitor kita terbesar adalah Thailand yang biaya pokok produksi (BPP)-nya hanya Rp6.500/Kg dan itu sudah sudah sampai dikirim ke Indonesia," imbuh Rini.
Dia meminta agar petani tetap bersemangat untuk tetap menanam tebu karena pemerintah saat ini berusaha memperbaiki kodisi pabrik gula agar lebih efisien dan bisa menghasilkan produk sampingan.
"Posisi saya sekarang beda, saya tidak punya otoritas untuk melarang impor. Namun yang penting sekarang adalah bagaimana PG milik negara dan petani tebu tetap hidup. Saya yakin pada 2019 harus bisa swasembada gula," imbuhnya.
Ini Musabab Menteri Rini Nangis di Hadapan Petani Tebu
Menteri BUMN Rini Soemarno sempat menangis saat melakukan silahturahmi dengan para petani tebu di Jember Jawa Timur pada Selasa (7/4/2015).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Peni Widarti
Editor : Yusuf Waluyo Jati
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
6 jam yang lalu
Tugure Pertahankan Peringkat A+ Fitch Ratings
17 jam yang lalu
Bank 'Putar Otak' Berkelit dari Tekanan Likuiditas
19 jam yang lalu