Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mutiara Tbk mencatat rugi bersih sebesar Rp96,63 miliar pada Maret 2015. Padahal, setahun sebelumnya perseroan masih mencatat untung sebesar Rp12,11 miliar.
Kendati masih merugi, nilai kerugian di kuartal I 2015 jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai kerugian sepanjang 2014 yang mencapai Rp662 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi perseroan, kerugian bank yang dulu bernama Bank Century ini didorong oleh penurunan pendapatan bunga bersih dan peningkatan beban pencadangan.
Per Maret 2015, Bank Mutiara mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp16,99 miliar, turun 50,3% secara tahunan. Penurunan bunga bersih merupakan imbas dari penyaluran kredit yang juga mencatat penurunan sebesar 21% menjadi Rp8 triliun.
Selain faktor beban bunga, kerugian Bank Mutiara disebabkan kenaikan beban pencadangan yang mencapai Rp38,37 miliar. Padahal, setahun sebelumnya Bank Mutiara justru mencatat pemulihan kredit sebesar Rp82,32 triliun.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mutiara, Ahma Fajar, mengatakan hingga akhir 2015 perseroan menargetkan perolehan laba sebesar Rp50 miliar.
Strategi yang akan ditempuh yakni meningkatkan pendapatan bunga bersih lewat ekspansi kredit yang ditargetkan tumbuh 19%-20%. Selain itu, Bank Mutiara juga menargetkan pemulihan aset bermasalah yang ditargetkan bisa mencapai Rp250 miliar.
Per Maret 2015, Bank Mutiara masih mencatat rasio kredit bermasalah yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri. Rasio NPL gross mencapai 11,22% sedangkan NPL nett mencapai 4,87%.