Bisnis.com,JAKARTA--PT Bank DBS Indonesia memprediksi pertumbuhan kredit akhir tahun ini masih berada pada kisaran single digit seiring dengan kondisi perekonomian yang tumbuh melambat.
Presiden Direktur DBS Indonesia Paulus Sutisna mengatakan dalam kondisi ini perusahaan tidak menahan ekspansi kredit. Namun, perusahaan menyalurkan kredit secara hati-hati dengan menentukan debitur yang terbaik di bidangnya.
Akan buruk sekali kalau kita jor-joran karena semua orang tahu ekonomi lagi slow down, katanya kepada Bisnis.com, Senin (19/10/2015).
Namun, Paulus meyakini pertumbuhan kredit DBS Indonesia bakal lebih bertumbuh tahun depan. Paling tidak, katanya, pertumbuhan kredit tahun depan dapat mencapai angka double digit seiring dengan rencana ekspansi kredit perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan DBS Indonesia, per Juni 2015 pertumbuhan kredit tercatat meningkat 0,21% secara year to date (y-t-d) menjadi Rp41,36 triliun dari Rp41,28 triliun.
Namun, penghimpunan dana pihak (DPK) perusahaan turun 11,27% secara y-t-d menjadi Rp39,45 triliun dari Rp44,47 triliun.
Kemudian, aset DBS Indonesia pun menunjukkan penurunan 2,96% secara y-t-d menjadi Rp63,71 triliun dari Rp65,66 triliun.
Sementara rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross per Juni 2015 sebesar 3,25% atau naik 19 bps secara year on year (y-o-y) dari 3,06%, sedangkan NPL net naik 21 bps secara y-o-y menjadi 1,74% dari 1,53%.