Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tambah Modal, Bank Jatim Kaji Revaluasi Aset

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. mengkaji opsi revaluasi aset guna menambah permodalan menyusul kebijakan insentif pajak dari pemerintah.
Bank Jatim./JIBI
Bank Jatim./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA— PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. mengkaji opsi revaluasi aset guna menambah permodalan menyusul kebijakan insentif pajak dari pemerintah.

Direktur Bisnis Menengah dan Korporasi Bank Jatim Su’udi mengatakan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perusahaan terus tergerus karena ekspansi yang dilakukan. Dengan demikian, keringanan pajak yang ditawarkan pemerintah patut dikaji untuk menaikkan CAR perusahaannya.

“Kalau dilakukan revaluasi [aset] akan meningkatkan CAR. Sekarang masih kami evaluasi karena ini kesempatan yang baik,” ujarnya saat ditemui Bisnis.com.

Berdasarkan presentasi kinerja perusahaan, hingga bulan kesembilan tahun ini, CAR Bank Jatim tercatat sebesar 19,02%. Dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, CAR emiten berkode BJTM ini terus mengalami penurunan.

Per Maret 2015, CAR Bank Jatim sebesar 22,87%. Kemudian, memasuki bulan keenam 2015, CAR Bank Jatim hanya sebesar 19,39%. Adapun, posisi CAR tertinggi BJTM tercatat pada 2006 dengan 38,45%.

Seperti diketahui, salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah melalui Paket Kebijakan Ekonomi V adalah pemangkasan persentase pajak penghasilan (PPh) final revaluasi aset bagi badan usaha milik negara (BUMN), swasta, maupun perorangan.

Apabila pengajuan revaluasi aset dilakukan hingga akhir tahun ini, PPh final revaluasi dipangkas dari 10% menjadi 3%. Sedangkan jika pengajuan revaluasi aset dilakukan pada 1 Januari 2015 hingga 31 Juni 2015 besaran PPh final revaluasi menjadi 4% dan apabila revaluasi diajukan pada 1 Juli 2015 hingga 31 Desember 2016 besaran PPh final revaluasi diturunkan menjadi 6%.

Su’udi mengatakan selama ini opsi tersebut memang tidak pernah disentuh perseroan mengingat cash out yang berpotensi lebih besar daripada cash in. Namun, dengan insentif pajak dari pemerintah, perseroan berani untuk mencoba kesempatan tersebut.

Terkait dengan penambahan aktiva tetap dan CAR yang bakal diraih dengan opsi ini, Su’udi mengatakan pihaknya masih menghitung hal itu. “Masih kaji nilainya karena masih dua bulan, tetapi kalau saya lihat kami punya aset sejak 1961 sampai sekarang belum pernah direvaluasi,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ihda Fadila
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper