Bisnis.com,JAKARTA— PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mengandalkan payroll dan kartu kredit guna menggnjot kredit konsumer hingga akhir tahun.
Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan dalam kondisi perekonomian saat ini, kredit dengan ticket size kecil serta kredit untuk memenuhi kehidupan sehari-hari nasabah masih tetap menjadi kebutuhan.
Sebaliknya, nasabah justru tidak mudah mengeluarkan dana guna kredit dengan ticket size besar, seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Meski demikian, kata Anggoro, KPR dan KKB dirasa tetap tumbuh meski tidak secepat payroll.
“Dalam kondisi begini kami masih lebih banyak ke payroll. Di portofolio kredit ini masih kecil, masih bisa terus meningkat di kuartal IV,” ujarnya, belum lama ini.
Selain payroll, lanjut Anggoro, kartu kredit juga diprediksi bakal terus bertumbuh signifikan mengingat produk ini bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari nasabah.
Dari presentasi kinerja perseroan per September 2015, total kredit konsumer emiten berkode BBNI ini tercatat mencapai Rp54,85 triliun atau tumbuh 12,4% secara year on year (y-o-y) dari Rp48,8 triliun.
Dari total tersebut, produk yang memberi kontribusi pertumbuhan terbesar, yaitu payroll atau disebut BNI Fleksi yang mencapai Rp2,35 triliun atau tumbuh 107,3% secara y-o-y dari Rp1,14 triliun. Namun, komposisi kredit produk ini masih 4,3% dari total keseluruhan kredit konsumer BNI.
Kemudian, kartu kredit bertumbuh 62,3% secara y-o-y menjadi Rp9,66 riliun dari Rp5,95 triliun dengan komposisi 17,6% dari total kredit konsumer.
Adapun produk griya (KPR) yang memiliki komposisi terbesar degan 61,5% justru hanya bertumbuh 2,9% secara y-o-y menjadi Rp33,72 triliun dari Rp32,77 trilun. Sementara KKB dengan komposisi 10% tumbuh lebih rendah, yaitu 1,2% y-o-y menjadi Rp5,49 trilun.