Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Berharap BI Turunkan Suku Bunga

Kamar Dagang dan Industri Indonesia meminta Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan guna mempercepat perbaikan ekonomi nasional di tengah perlambatan ekonomi global.
Kadin meminta BI menurunkan suku bunga acuan guna mempercepat perbaikan ekonomi nasional/ilustrasi
Kadin meminta BI menurunkan suku bunga acuan guna mempercepat perbaikan ekonomi nasional/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA— Kamar Dagang dan Industri Indonesia meminta Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan guna mempercepat perbaikan ekonomi nasional di tengah perlambatan ekonomi global.

Johny Darmawan, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, mengatakan tingginya suku bunga di Indonesia telah menghambat aktivitas bisnis serta daya beli masyarakat. Penurunan suku bunga akan meningkatkan kepercayaan pebisnis.

“Memang penurunan suku bunga berpotensi melarikan dolar dari Indonesia, mengingat the Fed baru saja menaikan suku bunga acuan menjadi 0,25%-0,50%. Tetapi menurut saya suku bunga acuan kita harus diturunkan, untuk memacu ekonomi,” tuturnya kepada Bisnis,Senin (21/12/2015).

Dia menilai, langkah mempertahankan suku bunga acuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia hanya sementara. Saat ini BI tengah menunggu masuknya foreign direct investment untuk memperkuat nilai tukar rupiah jika suku bunga diturunkan.

Saat ini, lanjutnya, suku bunga menjadi salah satu faktor penghambat pertumbuhan industri nasional, setelah permasalahan lain seperti harga gas dan listrik yang tinggi. Penurunan suku bunga dapat meningkatkan transaksi perdagangan yang berujung pada pertumbuhan ekonomi.

“Saat ini kita hanya bisa menunggu, karena BI Rate 7,5% sudah final. Kita lihat tahun depan apakah akan diturunkan. Saya melihat BI tengah menunggu realisasi FDI. Ketika dolar masuk ke Indonesia dalam jumlah besar, penurunan suku bunga tidak akan berpengaruh pada nilai tukar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper