Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Dianggap Butuh Lebih Banyak Kereta Cepat

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil menilai Indonesia membutuhkan lebih banyak kereta cepat di masa mendatang.
Pameran Kereta Cepat Model berfoto di samping miniatur kereta cepat dalam Pameran Kereta Cepat dari China/Antara
Pameran Kereta Cepat Model berfoto di samping miniatur kereta cepat dalam Pameran Kereta Cepat dari China/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil menilai Indonesia membutuhkan lebih banyak kereta cepat di masa mendatang.

Menurutnya, apabila pendapatan per kapita penduduk meningkat beberapa kali lipat daripada pada saat ini, bukan tidak mungkin kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal dibangun. Pertumbuhan jumlah penduduk juga menjadi salah satu alasan pemerintah mendukung proyek ini.

“Jawa ini akan menjadi kota pulau tahun 2030-2040. Pulau Jawa akan stabil penduduknya di 200 juta. Semua kota pulau akan menyambung menjadi satu. Karena itu kita tidak hanya butuh kereta cepat 1, tapi mungkin 2, mungkin 3,” katanya di Gedung Kementerian BUMN, Jumat (5/2/2016).

Menurutnya, proyek kereta cepat perlu dilihat dari sudut pandang jangka panjang, bukan jangka pendek. Pada saat ini, ujarnya, proyek tersebut ditolak. Namun, dalam jangka panjang, kereta cepat dibutuhkan.

Sofyan membandingkan proyek pembangunan Taman Mini Indonesia Indah yang digagas oleh Tien Soeharto dan Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta yang digagas oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Menurutnya, proyek tersebut dulu juga diributkan. “Kontroversi itu wajar,” katanya.

Sofyan mengaku mendukung pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang pada saat ini tengah digarap oleh perusahaan yang dibentuk oleh konsorsium BUMN Indonesia dan konsorsium korporasi China.

Apabila pembangunan proyek ini selesai sesuai rencana pada 2018 maka Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki kendaraan publik berupa kereta berkecepatan tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper