Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan asuransi diingatkan untuk menyisihkan 5% belanja untuk mengembangkan sumberdaya manusia.
Maryoso Sumaryono, Maryoso Sumaryono, Ketua BidangBest Practicedan Regulasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), mengatakan selain tingkat literasi dan penetrasi asuransi di tengah masyarakat, penyediaan sumber daya menjadi isu sentral di dalam industri.
"Terutama untuk underwriting, akutaria serta reasuransi," kata Maryoso disela workshop cadangan teknis bagi asuransi jiwa di Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Dia mengatakan tingginya pertumbuhan industri membuat kebutuhan tenaga siap pakai juga ikut tumbuh. Akibatnya migrasi pekerja antar perusahaan di dalam industri menjadi tinggi.
Maryoso, yang juga Direktur Utama Taspen Life ini, mengatakan jika setiap anggota industri konsisten menyisihkan belanja modal untuk pengembangan sumber daya manusia maka dalam jangka panjang masalah ini dapat terselesaikan.
Teddy Hailamsah, Direktur Utama PT Asuransi Central Asia (ACA),mengatakan untuk membangun sumber daya yang kuat perusahaan melakukan perekrutan semenjak calon pekerja tamat sekolah menengah atas. Dia mengatakan pola ini lebih kuat dibanding jalur management trainee maupun rekrutmen tenaga kerja berpengalaman.
"Tingkat turn offernya sangat rendah, 75% masih bertahan," kata dia.
Perusahaan, kata dia, akan memberikan beasiswa kuliah calon pekerja magang. Dengan induksi yang lebih panjang kesetiaan dan loyalitas kepada perusahaam dirasakan menjadi lebih tinggi.
"Kami sudah memiliki 23 angkatan artinya kami sudah menjalankan lebih dari 23 tahun. Banyak dari perektutan model ini mengisi posisi kunci di dalam perusahaan," kata dia.