Bisnis.com, MALANG—Profitabilitas BNI Syariah triwulan I/2016 tercapai sebesar Rp 75,18 miliar atau naik sebesar 64,62% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp45,67 miliar.
Plt. Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono mengatakan walaupun di triwulan I/2016 kondisi ekonomi belum menunjukkan perbaikan yang cukup berarti karena masih dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi global yang melambat, kinerja BNI Syariah dibuka dengan cukup baik.
“Pertumbuhan laba itu disokong oleh ekspansi pembiayaan yang didukung dengan kualitas pembiayaan yang terjaga serta rasio dana murah yang lebih baik, di sisi lain operasional efisiensi juga terus membaik,”tutur Imam T. Saptono dalam keterangan resminya, Rabu (20/4/2016).
Pernyataan itu disampaikan dalam paparan BNI Syariah terkait hasil kinerja triwulan I/ 2016 yang dihadiri Plt. Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono, Plt. Direktur Bisnis BNI Syariah, Kukuh Rahardjo dan Direktur Operasional BNI Syariah. Junaidi Hisom, di kantor pusat BNI Syariah Gedung Tempo Pavilion I, Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Imam bersyukur kinerja BNI Syariah triwulan pertama berjalan baik. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan aset sebesar 20,35% dari Maret 2015 sebesar Rp 20,50 triliun menjadi Rp 24,67 triliun.
Pertumbuhan aset didorong oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 14,95% dan pertumbuhan DPK sebesar 20,07% dari tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Dari total pembiayaan sebesar Rp18,04 triliun sebagian besar merupakan pembiayaan konsumtif 53,18%, disusul oleh pembiayaan produktif/SME 22,2%, pembiayaan komersial 16,75%, pembiayaan mikro 5,69%, dan pembiayaan kartu Hasanah Card 2,15%.
Untuk pembiayaan konsumtif tersebut sebagian besar portofolio pembiayaan adalah BNI Griya iB Hasanah sebesar 85,99%. Pencapaian kinerja bisnis tersebut tetap memperhatikan kualitas pembiayaan dimana NPF triwulan pertama 2016 tetap terjaga di level 2,77%.
Seiring dengan pertumbuhan pembiayaan, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) meningkat sebesar 20,07% dari tahun sebelumnya atau tumbuh sejumlah Rp3,49 triliun dengan rasio tabungan dan giro (CASA) sebesar 45,06%. (k24)