Bisnis.com, JAKARTA— Setelah mencatatkan pertumbuhan negatif tahun lalu, Standard Chartered Bank Indonesia Branch mengklaim penyaluran kredit hingga kuartal I/2016 ini positif.
Irvan Noor, Head Commercial Banking Standard Chartered Indonesia, mengatakan hingga tiga bulan pertama tahun ini, penyaluran kredit perseroan bertumbuh sekitar 5%—6% di semua segmen.
“Kami lihat tren membaik tiga bulan ini, ada peningkatan. Meskipun belum di level yang kami inginkan, di kami mulai tumbuh,” ujarnya di Jakarta, Selasa (26/4/2016).
Adapun berdasarkan laporan keuangan publikasi perseroan per Desember 2015, penyaluran kredit Standard Chartered Indonesia tercatat mencapai Rp26,69 triliun, terkoreksi 9,67% dari tahun sebelumnya sebesar Rp29,55 triliun.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross pun tercatat naik menjadi 4,78% dari tahun sebelumnya sebesar 1,62%. Sejalan dengan gross, NPL nett pun tercata naik menjadi 1,91% dari 2014 sebesar 1,11%.
“Kami tidak banyak di komoditas, harapannya tidak ada NPL, tetapiNPL kami masih bagus,” kata Irvan.
Irvan mengatakan perseroan mendorong penyaluran kredit yang berorientasi pada ekspor di berbagai sektor.
Menurutnya, perseroan mengedepankan diversifikasi sektor untuk penyaluran kreditnya, seperti food and beverages, produk perikanan, chemical, tekstil, industri kertas, plastik, dan lainnya.
Selain itu, perseroan pun memasuki sejumlah sektor yang menjadi arahan pemerintah, seperti infrastruktur. “Salah satu fokus kami apa yang pemerintah support, kami support. Infrastruktur tidak harus jalan tol, tetapi bisa juga hydro power,” kata Irvan.
Sejalan dengan capaian pada awal tahun, Irvan mengatakan kinerja perbankan tahun ini bakal lebih baik dari tahun lalu. Apalagi, penyaluran kredit pada kuartal II/2016 diyakini bakal lebih agresif dengan masuknya bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
“Umumnya [kuartal II] lebih bagus dari kuartal I. Di kuartal I orang fokus di audit, siap-siap mau lari. Kuartal II orang siapin mau lebaran dan liburan, jadi lebih bagus,” ujarnya.
Dengan asumsi tersebut, Irvan meyakini pertumbuhan kredit perseroan, termasuk segmen komersial, hingga akhir tahun bakal sejalan dengan pasar dan arahan regulator, yaitu sekitar 12%—13%.