Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Besar Kurang Agresif Turunkan Bunga Kredit

-Bank besar dianggap kurang agresif menurunkan suku bunga kredit. Pasalnya Marjin Bunga Bersih (net interest margin/NIM) mereka justru meningkat di kuartal I tahun ini.
Pejalan kaki melintas di depan Menara BCA di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (24/2)./Antara-Muhammad Adimaja
Pejalan kaki melintas di depan Menara BCA di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (24/2)./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Bank besar dianggap kurang agresif menurunkan suku bunga kredit. Pasalnya, marjin bunga bersih (net interest margin/NIM)  justru meningkat pada kuartal I tahun ini.

Direktur Riset Kenta Institute Eric Sugandi mengatakan, suku bunga deposito dan simpanan memang sudah turun ketika BI Rate diturunkan sampai 75 basis poin. Tapi, lantaran bank-bank besar kurang agresif menurunkan suku bunga kredit, maka NIM tetap mengalami peningkatan.

"Namun, karena berbagai pertimbangan, misalnya premi risiko kredit-kredit ke sektor tertentu, bank-bank ini tidak terlalu agresif menurunkan suku bunga kredit," ujarnya kepada Bisnis di Jakarta, Selasa, (10/5/2016).

Hal ini juga tercermin dari Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis OJK per Februari 2016. Persentase NIM per Februari 2016 mengalami peningkatan 140 basis poin secara year on year (y-o-y) dari 4,1% pada 2015 menjadi 5,5%.

Demikian pula secara year to date (y-t-d). NIM industri perbankan meningkat 10 basis poin dari angka 5,4% pada Desember 2015 menjadi 5,5% pada Februari 2016.

Salah satu bank yang mengalami kenaikan NIM di triwulan pertama tahun ini adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Anak usaha Djarum Group ini mencatatkan kenaikan NIM sebesar 50 basis poin dari posisi 6,5% menjadi 7% (y-o-y). Peningkatan ini bahkan terus terjadi pada Juni 2015 (6,6%), Desember 2015 (6,7%) hingga Maret 2016 (7%).

Dalam paparan kinerja triwulan 27 April lalu, Presiden Direktur BBCA Jahja Setiaadmadja mengatakan kenaikan NIM tersebut bukan berarti pihaknya tidak ingin mengikuti keinginan pemerintah ataupun regulator, tapi karena pertimbangan bisnis agar rasio keuangan tetap stabil.

"NIM naik karena tahun lalu kami melakukan swap. Tapi kedepannya kami akan menurunkan," katanya.

Selain BBCA, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT Bank Permata Tbk (BNLI). juga mencatatkan peningkatan. NIM BBRI per Maret 2015 sebesar 7,57% yang kemudian meningkat  menjadi 8,09% pada periode yang sama tahun ini. Begitu pula dengan BNLI yang pada Maret 2015 sebesar 3,58% naik menjadi 3,94% (y-o-y).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper