Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengharapkan World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 yang digelar di Jakarta 2 hingga 4 Agustus 2016 dapat menjadi forum yang membantu memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sehingga bisa lebih berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kami perlu memberdayakan UMKM. Lewat forum ini diciptakan dan difasilitasi ikut sertanya pemain-pemain ekonomi baru yang ukurannya lebih kecil. Forum ini diharapkan akan membangkitkan banyak gagasan, membangkitkan efisiensi, dan kesempatan pelaku usaha untuk memperbaiki daya saing dan memahami lebih baik lagi tentang usaha mereka," ujar Sri Mulyani saat penutupan WIEF 2016, Kamis (4/8/2016).
Menurut dia, forum WIEF yang mengusung tema Decentralizing Growth and Empowering Future Business (Desentralisasi Pertumbuhan dan Memberdayakan Usaha Masa Depan) itu telah banyak mengupas tentang peran dari UMKM.
Dia menuturkan peran UMKM tidak hanya sebatas mendorong pertumbuhan ekonomi, namun juga dalam menciptakan lapangan kerja.
"Saya kira tekanan pada desentralisasi pertumbuhan, artinya pertumbuhan tidak hanya terpusat di satu pusat tertentu tapi secara luas di banyak wilayah dan pelaku usaha. Jadi, inklusivitas itu sangat penting," ujar Sri Mulayani.
Selain itu, mantan eksekutif di Bank Dunia (World Bank) itu menekankan, dalam hal mengembangkan bisnis di masa yang akan datang, melihat tren terkini menjadi suatu hal yang penting baik dari sisi produksi maupun teknologi di mana terjadi pergeseran dari permintaan konsumen.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara industri mapan dengan para pelaku UMKM agar keduanya dapat saling melengkapi dan berkontribusi bagi perekonomian.
"Memupuk inovasi dan menghubungkan UMKM dengan industri mapan bukan hanya memberikan peluang bisnis yang lebih baik, tapi juga lebih inklusif," kata Sri Mulyani.
UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Sekitar 99 persen dari bisnis di Indonesia adalah UMKM dengan lebih dari 98 persen didominasi oleh perusahaan mikro. UMKM tersebut mempekerjakan lebih dari 107,6 juta penduduk Indonesia dan berkontribusi 60,6 persen terhadap PDB Indonesia.
Dengan berkembangnya UMKM, pertumbuhan ekonomi yang tadinya didominasi oleh perusahaan multinasional yang besar dapat mengarah ke pemberdayaan bisnis kecil, sehingga memastikan lebih banyak orang berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi dan berdampak kepada semakin menguatnya ekonomi domestik.
Pemerintah sendiri telah mengeluarkan kebijakan ekonomi untuk menstimulasi pertumbuhan, salah satunya adalah mempermudah izin pendaftaran UKM. Kebijakan lainnya ialah revisi Daftar Investasi Negatif, yang membuka 19 sub-sektor usaha yang dialokasikan untuk UKM dan koperasi.
Selain itu, 62 sektor usaha lainnya dapat dimasuki investor asing hanya jika mereka berkoalisi dengan UKM.