Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. meyakini transaksi repo perseroan dapat mencapai Rp24 triliun hingga akhir tahun ini.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan hingga Juli 2016, transaksi repo perseroan sudah mencapai Rp13 triliun, terdiri dari Rp2 triliun transaksi repo dan Rp11 triliun reverse repo.
Adapun jumlah bank yang telah bekerjasana dengan perseroan untuk transaksi repo sebanyak 47 bank, di mana 10 bank di antaranya telah melakukan transaksi sepanjang 2016 ini.
“Rp13 triliun ini kan Juli. Jadi saya kita bisa dua kalinya [sampai akhir tahun nanti], Rp24 triliun. Ini sudah sampai Juli,” ujarnya di Jakarta, Kamis (25/8).
Haru menambahkan, perseroan biasa melakukan transaksi reverse repo atau menempatkan dananya di bank lain. Adapun mayoritas bank yang melakukan transaksi repo merupakan bank swasta nasional.
Optimisme target tersebut, lanjut Haru, sejalan dengan upaya regulator untuk mendorong transaksi repo, termasuk dengan diluncurkannya global master repurchase agreement (GMRA) pada awal tahun ini.
Dia menilai, permintaan transaksi repo lebih banyak serta lebih murah dibandingkan dengan pasar uang antarbank (PUAB) pada umumnya, karena menggunakan jaminan yang berupa surat berharga.
“Bank-bank kan selalu punya SBN, nah itu mereka nyaman di-repo-kan ke kami atau kami repo, jadi repo atau reverse repo yang dua arah,” ujarnya.