Bisnis.com, SEMARANG - Kendati pasar otomotif melambat, PT Andalan Finance Indonesia (AFI) pada kuartal III/2016 mampu menyalurkan pembiayaan senilai Rp2,6 triliun atau meningkat 13% dari periode sama tahun lalu.
Penyaluran pembiayaan tersebut telah mencapai 82% dari target pembiayaan sepanjang tahun ini diangka Rp3,4 triliun atau naik 20% ketimbang tahun sebelumnya.
Presiden Direktur AFI Sebastianus H. Budi mengatakan penyaluran pembiayaan terbesar didominasi wilayah Jabodetabek, Jawa Barat dan Provinsi Banten yang mencapai 50%.
Sementara itu, wilayah Jawa Tengah dan DIY berkontribusi 40% dari nasional. Sisanya, 10% pembiayaan tersalurkan ke daerah Jawa Timur, Denpasar, Makasar, Kalimantan dan lainnya.
Dia menerangkan pasar otomotif mengalami perlambatan karena pengaruh perekonomian nasional. Namun demikian, katanya, perseroan mampu menunjukkan kinerja positif dengan membuka lima kantor cabang baru yang masing-masing tiga kantor di Jabar dan dua kantor cabang di Jateng.
“Kami optimis target pembiayaan tahun ini dapat tercapai. Salah satu faktor yang menopang kinerja AFI adalah luas jaringan usaha dari Bintraco Dharma Group,” ujar Sebastianus di sela-sela Penandatanganan Kerja Sama Fasilitas Kredit dengan PT Bank Maybank Indonesia, Tbk di Semarang, Selasa (1/11/2016).
Dia menjelaskan Andalan Finance mendapatkan kucuran fasilitas kredit dari Bank Maybank senilai Rp100 miliar. Menurutnya, kerja sama antara AFI dan Maybank Indonesia pada kali ini merupakan perjanjian bilateral kedua.
Dengan adanya penambahan fasilitas kredit ini, lanjut Sebastianus, maka total fasilitas kredit yang telah diterima AFI dari Maybank Indonesia senilai Rp400 miliar. Selain perjanjian bilateral, Maybank Indonesia pun sebelumnya turut berpartisipasi dalam dua perjanjian kredit sindikasi dengan AFI.
Sebastianus menjelaskan AFI tetap memprioritaskan pembiayaan mobil bekas sebagai lini bisnis utama perusahaan. Hal itu terlihat dalam portofolio pembiayaan perseroan yang masih didominasi oleh kendaraan bekas dengan porsi sebesar 75%. Sisanya sebesar 25% merupakan pembiayaan kendaraan baru.
“Dari total penyaluran pembiayaan itu, 10% berupa kendaraan niaga (commercial) dan 90% lainnya berupa kendaraan penumpang (passenger),” ucapnya.
Kenaikan pada penyaluran pembiayaan dan nilai aset, lanjutnya, diikuti dengan efisiensi biaya operasional serta penurunan tingkat piutang yang menunggak (nonperforming financing/NPF).
Pihaknya menjelaskan penurunan tingkat NPF terjadi karena sistem deteksi dini yang dilakukan oleh perusahaan terhadap konsumen yang piutangnya terindikasi bermasalah dalam pembayaran dapat berjalan dengan baik.
Selain itu, seleksi awal untuk setiap pengajuan pembiayaan baru yang masuk dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian.
Area Branch Manager Maybank Indonesia, Prayudi Suryopranoto memaparkan perseroan bekerja sama dengan Andalan Finance karena potensi pasar otomotif dinilai masih bertumbuh. “Sebelumnya, kami sudah kerja sama dengan Andalan Finance. Karena hasilnya bagus, kami lanjutkan kerja sama ini,” ucapnya.