Bisnis.com, JAKARTA- Bank Indonesia memutuskan menahan BI RR rate di angka 4,75%, ketika instablitas eksternal meningkat terutama yang bersumber dari perekonomian AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengemukakan BI juga melihat pertumbuhan 2017 yang lebih rendah, terutama akibat belanja pemerintah yang lemah serta perlambatan global.
BI, ujarnya, juga masih optimististis dengan indikator makro domestik yang stabil seperti inflasi dan defisit neraca transaksi berjalan.
“Kami melihat ruang pelonggaran di 2016 hampir tertutup, tetapi ambisi mendukung pertumbuhan bisa memaksa BI RR rate dipangkas lagi pada kuartal I/2017,” kata Rangga dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (18/11/2016).
Seperti diketahui Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya BI 7-day Reverse Repo Rate pada level 4,75%.
Suku bunga Deposit Facility juga tetap berada di level 4% dan Lending Facility 5,50%, yang telah berlaku efektif sejak 21 Oktober 2016 lalu.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada 16-17 November 2016 itu sejalan dengan kehati-hatian bank sentral dalam merespons meningkatnya ketidakpastian di pasar global setelah pemilihan presiden di Amerika Serikat.
"Sejalan dengan kehati-hatian BI dalam merespons meningkatnya ketidakpastian di pasar global pascapemilu AS, di tengah stabilitas ekonomi dalam negeri yang terjaga pada inflasi yang rendah dan defisit transaksi yang terkendali," katanya, di Jakarta, Kamis (17/11/2016).