Bisnis.com, PADANG—Perbankan Sumatra Barat diminta meningkatkan porsi penghimpunan dana masyarakat, guna mengimbangi rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio/LDR perbankan daerah itu yang selalu di atas 100%.
Puji Atmoko, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar, menyebutkan tingginya rasio LDR perbankan di daerah itu, mesti dimanfaatkan industri untuk mengoptimalkan potensi penghimpunan dana.
“LDR sangat tinggi. Harus diperhatikan, ini kesempatan untuk mendongkrak tabungan masyarakat menjadi lebih besar,” katanya, Kamis (22/12/2016).
Menurutnya, sepanjang tahun ini LDR perbankan daerah itu selalu berada di atas 100%, mulai dari kuartal pertama sebesar 141,2%, menyusul kemudian 140,9% pada kuartal kedua, dan 139,8% pada kuartal ketiga.
Puji mengungkapkan kondisi itu sebetulnya bagus untuk jangka pendek, karena uang yang disalurkan perbankan untuk kredit di daerah itu cukup banyak berasal dari provinsi di luar Sumbar.
“Artinya, terdapat penggunaan dana dari luar provinsi sebagai sumber penyaluran kredit untuk membiayai proyek yang berlokasi di Sumbar. Namun, untuk jangka panjang kurang bagus,” katanya.
Dia mengharapkan perbankan meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), sehingga yang dihimpun perbankan dari masyarakat, cukup untuk menyalurkan kredit di daerah itu.
Data BI mencatatkan di kuartal III/2016 penghimpunan DPK hanya tumbuh 5,9% atau menjadi Rp35,97 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp33,97 triliun. Pertumbuhan itu terus berkontraksi dari kuartal sebelumnya yakni 7,4% di kuartal pertama dan 6,7% di kuartal kedua.
Komposisi DPK perbankan Sumbar masih ditopang kinerja tabungan yang tumbuh 14% dari Rp15,48 triliun menjadi Rp17,65 triliun. Sedangankan deposito hanya tumbuh tipis 1,9%, dan giro minus 5,6%.
Adapun, jumlah rekening simpanan baik dari tabungan, giro dan deposito di daerah itu tumbuh 4,7% dengan total rekening sebanyak 3,77 juta rekening.
Secara keseluruhan, aset perbankan Sumbar tumbuh 6,8% dari Rp53,80 triliun tahun lalu menjadi Rp57,46 triliun, sedangkan penyaluran kredit tumbuh 6,2% menjadi Rp50,29 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp47,37 triliun.
Terpisah, Kepala Perwakilan OJK Sumbar Indra Yuheri mengakui LDR perbankan di daerah itu tergolong tinggi, sehingga diperlukan upaya bersama untuk meningkatkan porsi dana masyarakat.
“Salah satu upaya kami bersama pemda, adalah menggalakkan program menabung. Kami sudah buat program Rabu menabung,” ujarnya.
Dalam program itu, imbuh Indra, OJK dan Pemprov Sumbar mengandeng perbankan jemput bola ke sekolah-sekolah setiap hari Rabu untuk melakukan kampanye menabung dan melayani siswa dan masyarakat umum dalam menabung.
Selain itu, otoritas keuangan itu juga meningkatkan layanan jumlah agen bank melalui program layanan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (laku pandai) ke pelosok daerah.
Dia mengatakan untuk tahun ini, setidaknya OJK menargetkan tambahan agen bank sebanyak 3.000 agen dari sejumlah bank yang sudah menerapkan keagenan di daerah itu, yakni BRI, BNI, Mandiri, dan BTPN.
Untuk menghimpun dana masyarakat, BPD Sumbar alias Bank Nagari misalnya, mengoptimalkan pemanfaatan kendaraan keliling yang beroperasi ke pelosok desa. Layanan itu membantu masyarakat membuka rekening tabungan dan layanan transaksi bank.
Direktur Operasional Bank Nagari Syafrizal mengatakan selain pembukaan kantor cabang di daerah, pelayanan juga dilakukan dengan kendaraan keliling perseroan untuk menjangkau masyarakat yang belum terlayani akses bank.
“Di Mentawai yang jauh, kami juga buka kantor cabang. Tahun ini ada penambahan kantor cabang di Sikakap, Pulau Pagai Selatan,” ujarnya.