Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

VARIABLE RATE TENDER: Jangan Terlalu Cepat Berasumsi

Bankir menilai terlalu cepat analisa dari kebijakan bank Indonesia beeupa perubahan skema penetapan bunga operasi
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi

Bisnis.com, JAKARTA—Bankir menilai terlalu cepat untuk menarik analisa dampak dari kebijakan Bank Indonesia berupa perubahan skema penetapan bunga operasi pasar terbuka dari fix rate menjadi variable rate terhadap penurunan suku bunga kredit sekarang.

Direktur Treasury dan Internasional PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Panji Irawan mengatakan, perubahan kebijakan bank sentral dapat ditransmisikan ke suku bunga kredit dengan mempertimbangkan pula biaya yang harus dikeluarkan atas dana yang dihimpun atau Cost of Loanable Fund (COLF) serta premium risk.

“Ketika reference rate turun dan institusi bank bisa melakukan efisiensi agar COLF-nya turun disertai premium risk secara industri membaik, pasti akan mendorong [penurunan suku bunga kredit],” tuturnya.

Secara umum, Pandji menyatakan pergerakan suku bunga kredit selalu dipengaruhi dua hal, yakni faktor eksternal seperti perekonomian global serta faktor internal alias ekonomi domestik. Pada tahun ini aspek eksternal yang proyeksikan lebih dominan pengaruhnya.

Sebut saja perkembangan inflasi dan Fed Fund Rate. Penaikan Fed Fund Rate diharapkan tidak berjalan agresif atau dengan kata lain tidak sampai tiga kali. Sementara itu, untuk inflasi diharapkan stabil.

“Fed Fund Rate masih di 0,75%, untuk market bagus karena ternyata tidak seagresif yang dibayangkan, sedangkan inflasi kalau bisa terus stabil. Ini agar pergerakan suku bunga kredit tidak terlalu jauh, bias sedikit saja,” ucap Panji.

Secara umum emiten bersandi saham BBNI tersebut menilai takkan banyak perubahan suku bunga kredit pada 2017. Suku bunga bisa turun apabila faktor-faktor pembentuknya, seperti COLF dan premium risk, juga turun ditambah dengan penurunan 7-day (Reverse) Repo Rate.

Sementara itu, Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) mengutarakan, perubahan skema penetapan bunga operasi pasar terbuka dari fix rate menjadi variable rate agaknya belum akan berimbas kepada penurunan suku bunga simpanan dan kredit dalam waktu dekat.

Sekretaris Jenderal Asbanda Eddie Rizliyanto mengatakan, penerapan variable rate tender diharapkan bisa mendorong pergerakan suku bunga perbankan baik deposito maupun kredit menjadi lebih mencerminkan kondisi likuiditas pasar.

Namun karena baru diterapkan, BPD akan menunggu perkembangan pasar terlebih dulu. “Pastinya butuh waktu transisi. Dorongan suku bunga ke single digit memerlukan masa penyesuaian, mengingat banyak faktor pendukungnya,” ucap Eddie kepada Bisnis.

Selama ini baik saat penerapan fixed rate tender maupun variable rate tender terdapat beberapa bank pembangunan daerah (BPD) selalu ikut lelang yang diadakan BI, tentu disesuaikan kondisi likuidasi bank.

“Dengan adanya penerapan variable rate tender, hasil lelang akan lebih mencerminkan mekanisme pasar sehingga bisa jadi acuan untuk pembentukan harga PUAB jangka pendek maupun panjang,” tutur Eddie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper