Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bakal Disuntik Rp2 Triliun, Bank Shinhan Ingin Naik Kelas 2020

PT Shinhan Bank Indonesia mengharapkan adanya suntikan modal dari induk usahanya di Korea sebesar Rp2 triliun dalam dua tahun ke depan.
Bank Shinhan/youtube
Bank Shinhan/youtube

Bisnis.com, JAKARTA – PT Shinhan Bank Indonesia mengharapkan adanya suntikan modal dari induk usaha di Korea sebesar Rp2 triliun dalam dua tahun ke depan.

Presiden Direktur Shinhan Bank Indonesia, Byung Sang Mo menyatakan dengan adanya suntikan tersebut, perseroan optimis mampu naik kelas menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) III yang bermodal Rp5 triliun – Rp30 triliun pada 2020 mendatang. 

“Posisi kami saat ini masih BUKU II dan akan ada Rp2 triliun capital injection dari kantor pusat kami di Korea. Karena pasar keuangan di Indonesia sangat potensial dan berkembang pesat, head office kami ingin berinvestasi lebih banyak bagi Shinhan Indonesia,” katanya di Jakarta, Selasa (9/5/2017).

Lebih lanjut, Byung Sang menuturkan pihaknya juga akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia sesuai perjanjian dengan Otoritas Jasa Keuangan. Penawaran saham perdana (IPO) dilakukan setelah perseroan dinyatakan naik kelas.

Sebagai gambaran, berdasarkan laporan keuangan pada 31 Maret lalu, total modal inti utama Shinhan Bank berada di level Rp2,13 triliun sehingga masih memerlukan modal tambahan sekitar Rp3 triliun dalam tiga tahun ke depan.

Dengan naik kelas, dia berharap perseroan dapat meningkatkan pelayanan perbankan secara penuh termasuk pengembangan bisnis. 

Saat ini, penyaluran kredit Shinhan Bank masih didominasi bidang korporasi dan usaha kecil menengah (UKM). Ke depan, perseroan melakukan ekspansi kredit ke bidang ritel. 

Dari sisi produk, mulai paruh kedua tahun ini, perseroan akan mengembangkan internet banking dan menambah produk layanan pembayaran untuk nasabah korporasi (cash management system).

"Kami akan membawa banyak jenis produk [perbankan] dari Korea yang akan kami perkenalkan ke Indonesia," tuturnya. 

Shinhan Bank juga menargetkan peningkatan kinerja secara signifikan. Untuk penyaluran kredit, misalnya, dipatok naik menjadi Rp6 triliun atau tumbuh 201% dari realisasi akhir Desember 2016 yang berjumlah Rp1,99 triliun.

Kemudian, untuk laba ditargetkan tumbuh USD5 juta atau sekitar Rp66,74 miliar. Pada akhir tahun lalu laba bersih pada tahun berjalan mencapai Rp16,09 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper