Bisnis.com, JAKARTA - Anda ketemu orang kaya itu seperti masuk kabin business class. Bingung, apalagi kalau pengalaman pertama.
Sama halnya, kalau Anda bertemua orang kaya dan Anda tahu orang itu punya banyak uang, mungkin Anda akan melakukan hal ini.
“Permisi pak, saya ada perlu.”
“Perlu apa?”
“Mau mengajukan pinjaman.”
Nah intinya orang kaya itu menerima permintaan. Otomatis posisi Anda di bawah mereka. Satu sisi, Anda ingin naik jabatan. Ingin dapat bonus. Ingin naik gaji. Ingin dapat mobil Mercedes terbaru.
Menurut seorang pakar marketing Philip Kotler, “Kekuasaan timbul dari adanya interest orang lain'. Bagaimana kita melayani kebutuhan konsumen.
Bagaimana caranya supaya kita tidak dalam posisi di bawah kekuasaan? Bagaimana kalau Anda ketemu Orang Kaya.
1. Bersihkan pikiran Anda dari keinginan. Ketika Anda ketemu orang kaya yang terlihat Rolex, Omega, Louis Vuitton, Prada, dll. Langsung game over. Anda langsung ketemu interest-nya. Kekuasaan berada di atas.
2. Bila Anda sudah sembuh dari keinginan apa yang terlihat itu, Anda akan melihat masalah orang lain. Nah, ini kuncinya. Orang kaya bila percaya kepada Anda itu akan banyak bercerita, mengeluarkan uneg-uneg, bahasa gaulnya curhat. Biasanya yang diceritakan soal sepele. Kalimat pembukanya halus.
Begini Pak, saya sedikit menyesal bla...bla...bla....
Kalau mendengar begini, apa reaksi kita? Emang gue pikirin, nasib lo aja. Di situ kadang saya merasa sedih.
Penderitaan kita itu tidak seberapa dibanding dengan penderitaan orang kaya. Masalah itu tidak seberapa bila masih bisa dibayar dengan uang. Apakah penderitaan orang kaya? Disitulah letak kontribusi kita.
3. Penderitaan orang kaya ada dua yaitu pertama, sulit merasakan gratitude alias 'rasa bersyukur'. Bila anda lahir jebret kaya maka segalanya tersedia. Yang tidak ada hanya gratitude. Inilah disebut tembok Berlin. Yang di bawah merasa orang kaya kurang perhatian, kurang empati. Yang di atas merasa yang di bawah tidak menghargai mereka.
Kedua, orang kaya mengalami penderitaan yang biasanya berasal dari pengkhianatan. Di bawah orang banyak saling menolong, saling membantu saling berkorban. Di atas banyak pengkhianatan. Pengkhianatan itu lebih sakit daripada enggak punya uang.
Oleh karena itu bila kita ikhlas, kita mercy rasa kasihan kita ketemu pintu iba. Pintu iba membuka tembok Berlin tadi.
4. Bila aAda mampu mengidentifikasi penderitaan masalah orang kaya maka reward- nya tentu harta. Karena orang kaya memiliki itu secara berlimpah.
Ir Goenardjoadi Goenawan, MM
Penulis buku seri money intelligent dan 10 buku manajemen, leadership, dan relationship
081219819915