Bisnis.com, MAKASSAR - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. mengoptimalkan sistem USSD untuk memperluas penjaringan agen Laku Pandai perseroan di Sulawesi Selatan.
Senior Vice President Sales Management BTPN Mohammad Reza Rizal mengatakan penggunaan sistem tersebut memungkinkan agen melakukan pencatatan aktivitas maupun transaksi nasabah dengan menggunakan perangkat non-smartphone.
Adapun unstructured supplementary service data (USSD) dinilai mampu mendukung optimalisasi program Laku Pandai di Sulsel yang relatif masih terbatas dari sisi ketersediaan layanan data maupun penggunaan smartphone pada agen yang sebagian besar berada pada segmen mass market.
"Sehingga pencatatan dan update transaksi agen bisa dilakukan melalui ponsel biasa dengan sinyal seluler minimal 2G, tidak perlu memerlukan sinyal layanan data," ungkapnya di Makassar pada Selasa (23/5/2017).
Meskipun demikian, perluas layanan keuangan tanpa kantor perseroan melalui produk BTPN Wow bakal dilakukan secara bertahap untuk kemudian menjangkau daerah pelosok yang minim akses seluler berbasis data.
Khusus di Sulsel, papar Reza, penjaringan agen BTPN Wow masih terbatas pada tiga kabupaten/kota meliputi Makassar, Maros, dan Parepare dengan kumulatif sebanyak 1.000 agen.
Dia menjelaskan penetrasi laku pandai diawali pada kota/kabupaten berklasifikasi satelit atau perkotaan untuk kemudian dilanjutkan dengan menyasar kawasan perdesaan hingga pelosok.
Sejauh ini, program BTPN Wow yang baru diperkenalkan perseroan sejak Februari 2017 di Sulsel itu sudah melayani sekitar 10.000 nasabah di daerah itu dan beberapa provinsi lainnya di regional Sulawesi.
"Apalagi di perkotaan juga masih banyak yang belum tersentuh layanan keuangan, sehingga jadi sasaran kami untuk agen. Setelah itu barulah ke daerah, sesuai dengan orientasi kami ke pelosok dengan memanfaatkan sistem USSD," kata Reza.
Adapun sasaran agen mencakup para pekerja segmen informal maupun pedagang sehingga memudahkan pula interaksi dengan nasabah yang belum tersentuh akses perbankan.
Dalam kesempatan sama, Kepala OJK Regional 6 Sulampua Bambang Kiswono mengemukakan program Laku Pandai yang diinisiasi oleh otoritas lalu dijalankan oleh perbankan penyelengara diproyeksikan ikut mendorong peningkatan literasi maupun inklusi keuangan di Sulsel.
Secara umum, program Laku Pandai di Sulsel dinilai cukup agresif dijalankan oleh perbankan baik dari sisi penambahan agen maupun nasabah yang memanfaatkan layanan tersebut.
Sebagai gambaran, pada Desember 2016 lalu jumlah agen Laku Pandai sebanyak 5.363 agen dengan 37.078 nasabah, lalu meningkat menjadi 5.950 agen dengan pelayanan sebanyak 157.978 nasabah.
"Memang untuk pertumbuhan agen tidak sebesar jumlah nasabah, namun ini bisa menjadi indikator untuk perbaikan tingkat inklusi. Selain itu, peningkatan signifikan dari nasabah ini juga didukung oleh program bansos nontunai," ucapnya.
Dengan kondisi tersebut, lanjut Bambang, program Laku Pandai dari perbankan diyakini ikut memberikan andil cukup besar menuju target inklusi keuangan sebesar 75% pada 2019.
Sejauh ini, tingkat inklusi keuangan di Sulsel berada pada level 65% sedangkan untuk tingkat literasi keuangan sebesar 28% per Desember 2017.