Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berupaya mengejar hasil penjualan aset tetap gerai Seven Eleven sebagai salah satu upaya menyelesaikan pembayaran pinjaman.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya menjadi salah satu kreditur yang membiayai PT Modern International Tbk. untuk gerai Sevel Eleven.
Namun demikian, menurut Kartika, tutupnya seluruh gerai Seven Eleven dinilai tidak akan terlalu berpengaruh pada rasio kredit bermasalah Bank Mandiri karena nilai pinjaman tidak terlalu besar.
“Kami cuma membiayai senilai Rp164 miliar saja kok, untuk penyelesaiannya lebih mengarah kepada penjualan aset tetap milik Seven Eleven,” tuturnya, Selasa (4/7/2017).
Dia melanjutkan, sejauh ini semua kreditur sedang berdiskusi untuk pembagian penjualan aset milik Seven Eleven tersebut.
“Kami kan kreditur minoritas, jadi tidak mengontrol dengan detail prosesnya,” lanjutnya.
Emiten berkode saham BMRI tersebut menargetkan mampu menekan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross ke level 3,5% pada akhir tahun ini. Restrukturisasi dan penjualan agunan aset menjadi andalan utama dalam memperbaiki kualitas kredit perseroan.
Walaupun lebih mengandalkan restrukturisasi dan penjualan agunan aset, perseroan juga memiliki opsi lainnya seperti membawa ke ranah hukum bila ada indikasi fraud.