Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha asuransi kerugian atau umum berharap dapat memacu lini bisnis rekayasa atau engineering di tengah gencarnya upaya pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur.
Presiden Direktur PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) mengatakan sepanjang semester I/2017 lini bisnis tersebut telah membukukan pertumbuhan premi bruto sekitar 20%.
Kendati begitu, dia menilai nominal premi dari asuransi rekayasa masih terbilang minim.
"Engineering tumbuh sekitar 20%, tetapi preminya masih kecil," ungkapnya di sela-sela perayaan HUT Aswata ke -53, Selasa (25/7/2017).
Christian mengatakan potensi pertumbuhan premi bruto dari lini bisnis itu masih sangat signifikan. Pasalnya, pembangunan infrastruktur yang terus didorong pemerintah bakal memicu pertumbuhan layanan asuransi rekayasa.
Oleh karena itu, Aswata berharap pertumbuhan premi bruto pada lini bisnis itu pun jauh lebih tinggi.
Baca Juga
"Kami berharap lebih dari itu [20%]. Proyek infrastruktur kan besar, jadi tahun ini kami harapkan lebih besar," ungkapnya.
Dia mengatakan hingga Juni 2017 pihaknya mampu membukukan premi bruto senilai Rp838 miliar. Asuransi kendaraan bermotor masih menjadi kontributor utama dengan sumbangsih hingga 40% dari total pendapatan.
Lini bisnis properti atau harta benda menyusul dengan sumbangsih sekitar 30% dari total premi bruto.
"Selebihnya terutama dari marine cargo, oil and gas, dan engineering," ungkapnya.
Adapun, sepanjang 2017 Aswata mematok target premi bruto senilai Rp2,2 triliun.