Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah meminta agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berperan aktif dalam mendorong efisiensi perbankan sehingga dapat berdampak pada penurunan suku bunga kredit.
Pasalnya, tingkat suku bunga kredit yang masih relatif tinggi menjadi salah satu alasan mengapa permintaan kredit masih lemah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, meski Bank Indonesia sudah melakukan pemangkasan suku bunga tetapi tidak diikuti oleh perbankan sehingga permintaan kredit akan tetap lemah.
“Sebenarnya ada satu lagi yaitu OJK [Otoritas Jasa Keuangan] nya mendorong agar perbankan bisa lebih efisien, jangan mereka tetap mempertahankan profit yang tinggi. Apalagi dengan tahun lalu NPL memburuk, tapi maunya profit-nya tetap tinggi, marginnya dia naikkan sehingga bunga kredit tidak turun,” kata Darmin di Kompleks Parlemen, Rabu (13/9/2017).
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengakui jika margin yang diambil oleh perbankan pada tahun ini lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu.
Dalam hal ini, jelasnya, peran OJK menjadi sangat penting terutama untuk mendorong perbankan mengefisiensikan biaya operasional perusahaan. Apalagi, beberapa bank justru mengambil untung untuk mengompensasi rasio kredit macet bank yang memburuk.
“Mungkin total profitnya kalau dilihat tidak terlalu besar dibandingkan dengan tahun lalu tapi kalau lihat marginnya, naik dibandingkan dengan tahun lalu,” ujarnya.
Darmin menegaskan, sudah saatnya OJK untuk turun tangan langsung dalam upaya menurunkan suku bunga kredit perbankan. “Yang penting itu, OJK supaya menindaklanjuti dengan mengecek bank ini satu per satu. Sebenarnya kan itu sudah dikerjakan di BI waktu kita ciptakan Suku Bunga Dasar Kredit itu sekaligus mengecek struktur cost dari masing-masing bank yang besar-besar,” katanya.