Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN menempuh jalur pendanaan dari pasar modal guna menjaga capital adequacy ratio alias CAR dan likuiditas perseroan sepanjang 2018.
BTN baru saja menerbitkan Surat Partisipasi (EBA-SP SMF-BTN04) bernilai Rp2 triliun. Efek beragun aset (EBA) ini dikeluarkan sebagai hasil kerja sama perseroan dengan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) untuk sekuritisasi aset kredit pemilikan rumah (KPR).
Direktur BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan, hasil dari sekuritisasi tersebut hendak dipakai emiten berkode saham BBTN ini guna menyokong pendanaan pemilikan hunian. Pihaknya juga akan memfokuskannya untuk menjaga rasio likuiditas serta CAR.
“Rasio kecukupan modal kami masih sekitar 18,8% CAR kita masih baik di sekitar 18,8%. Dengan sekuritisasi ini maka rasionya bisa naik ke 19%,” ucapnya kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Berdasarkan perhitungan BBTN nilai sekuritisasi Rp2 triliun setara sekitar 18.728 unit KPR. Perseroan memproyeksikan bakal perlu suplai dana sebanyak ini sejalan dengan pertumbuhan kredit pada tahun ini yang ditargetkan menyentuh 24% (yoy).
Bank spesialis KPR tersebut memproyeksikan bahwa dirinya mampu menyalurkan KPR rumah murah mencapai 750.000 pada tahun ini. Adapun, per akhir tahun lalu jumlah rumah murah yang dihasilkan mencapai sekitar 667.400 unit.
Jumlah tersebut terdiri dari rumah subsidi dan nonsubsidi. Untuk KPR bersubsidi jumlahnya 481.329 unit sama dengan Rp34,16 triliun sedangkan KPR nonsubsidi berjumlah sekitar 185.983 unit atau setara dengan Rp37,37 triliun.