Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri Tbk. (persero) memandang optimistis prospek bisnis pada tahun ini sejalan dengan kembali naiknya komoditas pada 2018.
Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan proses restrukturisasi kredit sudah dijalankan sejak dua tahun yang lalu dan tahun ini adalah saatnya perseroan mulai tumbuh.
"Harapannya 2017 ini sudah selesai [restrukturasi kredit] dan 2018 ini adalah periodenya pertumbuhan. Jadi memang saya rasa pas kalau saat ini presiden meminta untuk bank lebih agresif lagi," ujarnya di Istana Negara, Kamis (15/3/2018).
Pada tahun ini, dia mengungkapkan harga komoditas sudah membaik, sektor manufaktur menggeliat, dan properti juga sudah naik. Bank pelat merah ini menargetkan pertumbuhan kredit mampu menyentuh angka 12%. Angka ini tercatat meningkat dari realisasi kredit tahun lalu sebesar 10,2%.
"Kalau pada 2017 sebenarnya besar di infrastruktur dan CPO karena di infrastruktur kita aktif sindikasi seperti light rail transit [LRT]. Retail juga tumbuh. Mikro, KUR juga penyerapan bagus," ujarnya.
Di sisi sektor properti, Kartika menjelaskan banyak pengembang yang mulai membangun proyek baru yang membuktikan bahwa sektor ini sudah membaik. "Tapi masih ada daerah-daerah yang kena dampak oil and gas yakni Riau dan Kalimantan Timur," tambahnya.
Baca Juga
Dalam hal ini, dia mengakui segmen menengah yang masih rentan belum pulih dari efek anjloknya harga komoditas pada 2013-2015.