Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Enam Ruas Trans Jawa yang Ditawarkan Lewat RDPT

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. akan mendivestasi saham di enam ruas tol Trans Jawa melalui reksa dana penyertaan terbatas untuk memperkuat keuangan perseroan.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. akan mendivestasi saham di enam ruas tol Trans Jawa melalui reksa dana penyertaan terbatas untuk memperkuat keuangan perseroan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno menyebut telah menyiapkan instrumen reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) untuk Waskita Karya dan Jasa Marga. Hal tersebut dilakukan agar dua perseroan pelat merah itu mendapatkan dana segar dari ruas tol Trans Jawa yang telah selesai dikerjakan.

“[RDPT] Waskita Karya baru saja, Jumat [23/3/2018], mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan [OJK],” ujarnya di Jakarta, Minggu (25/3/2018).

Rini optimistis dana yang dihimpun melalui RDPT tersebut akan berdampak baik bagi keuangan perseroan. Apalagi, keuangan kedua BUMN itu menurutnya harus diperhatikan di tengah tingginya investasi yang tengah dilakukan.

Saat dimintai konfirmasi, Direktur Utama PT Waskita Toll Road (WTR) Herwidiakto menjelaskan bahwa RDPT tersebut akan ditawarkan untuk tiga ruas mayoritas milik perseroan. Anak usaha Waskita Karya itu akan mendivestasi saham di PT Semesta Marga Raya, PT Pejagan Pemalang Toll Road, dan PT Transjawa Paspro.

Secara detail, Semesta Marga Raya merupakan pemegang konsesi ruas Kanci-Pejagan dengan kepemilikan saham perseroan 77,9%. Kemudian, Pejagan Pemalang Toll Road memegang konsesi ruas Pejagan-Pemalang dengan kepemilikan saham 99%.

Terakhir, Transjawa Paspro memegang konsesi Pasuruan-Probolinggo dengan kepemilikan 80% saham. Menurut data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat, total nilai investasi ketiga ruas itu mencapai Rp12,5 triliun.

Sekretaris Perusahaan Waskita Toll Road Eka Syarif mengatakan nantinya perseroan akan berubah menjadi pemegang saham minoritas di tiga ruas tersebut. Porsi kepemilikan berkurang dengan kisaran 30%-40%.

“Karena menggunakan skema RDPT, WTR akan menjadi pemegang saham minoritas, saat ini RDPT sedang dalam tahap penawaran,” ujarnya kepada Bisnis.com, Minggu (25/3/2018).

Secara terpisah, Direktur Utama Jasa Marga Dessy Aryani mengatakan saat ini RDPT yang diracik belum mendapat pernyataan efektif dari OJK. Nantinya, emiten berkode saham JSMR itu juga akan mendivestasi saham di tiga ruas Trans Jawa mayoritas perseroan lewat skema tersebut.

“Saat ini masih dalam tahap pre-marketing belum bookbuilding. Diharapkan, para institusi keuangan bisa masuk sebagai investor,” paparnya.

Sebagai catatan, JSMR akan melakukan divestasi saham di tiga entitas anak yakni PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ). Hal itu ditempuh untuk memperkuat permodalan perseroan.

JSB merupakan perseroan pemegang konsesi dan operator ruas jalan tol Semarang-Batang sepanjang 75 kilometer (km). Saat ini, JSMR menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 60% sementara sisanya dikuasai oleh anak PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Toll Road (WTR) dengan total nilai investasi Rp11,5 triliun.

Selanjutnya, NKJ merupakan anak usaha yang menjadi pemegang konsesi dan operator ruas jalan tol Ngawi-Kertosono sepanjang 87,02 km. Tercatat, nilai investasi proyek tersebut mencapai Rp3,83 triliun dengan JSMR memegang 60% saham dan WTR 40% saham.

Terakhir, JSN memegang konsesi dan menjadi operator ruas tol Solo-Ngawi sepanjang 90,10 km. Nilai investasi dalam proyek tersebut Rp5,13 triliun dengan JSMR sebagai pemegang saham mayoritas 60% dan sisanya dimiliki oleh WTR.

Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti mengungkapkan investor akan masuk dengan mekanisme subscription biasa. Kemudian RDPT tersebut akan berinvestasi di dalam proyek atau ruas tol Trans Jawa.

Astharanti menjelaskan bahwa produk RDPT memiliki perbedaan dengan reksa dana biasa. Instrumen tersebut tidak ditawarkan kepada publik atau terbatas kepada maksimal 100 calon investor.

“Rencananya RDPT [yang akan digunakan untuk Trans Jawa] berbasis ekuitas bukan surat utang,” paparnya.

Kendati demikian, dia belum dapat membeberkan lebih lanjut terkait target dana yang dihimpun. Akan tetapi, pihaknya menyebut telah mengantongi investor yang menjadi target.

Menurut catatan Bisnis, Mandiri Manajemen Investasi telah menerbitkan RDPT ekuitas minihidro. Tingkat return dari investasi tersebut mencapai 5% pada tahun pertama dan kedua, kemudian naik menjadi 7% pada tahun ketiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper