Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berencana memperluas akses penggunaan uang elektronik ke pasar tradisional, untuk meningkatkan transaksi di luar sektor transportasi.
Thomas Wahyudi, Head Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, mengatakan bahwa saat ini transaksi uang elektronik masih didominasi oleh sektor transportasi, seperti pembayaran tarif tol dan angkutan umum. Namun demikian, pihaknya berupaya terus mengembangkan jaringan agar uang elektronik juga dapat dimanfaatkan untuk transaksi ritel sehari-hari.
“Pada 4 April kami akan launching E-Money di pasar basah. Jadi kami bangun akses pengunaan E-Money ini sampai ke pasar-pasar, sehingga pedagang tidak menggunakan uang tunai lagi,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (1/4/2018).
Uang elektronik besutan Bank Mandiri yang dinamai E-Money sekarang ini paling banyak dimanfaatkan untuk membayar tarif tol, dengan porsi mencapai 70%. Sementara itu, penggunaan uang elektronik untuk transaksi ritel baru sekitar 30%. Pada tahun-tahun mendatang diproyeksikan bisa berimbang 50 : 50.
Thomas mengakui, pihaknya sekarang ini belum banyak merambah penggunaan E-Money untuk transaksi ritel. Tapi perseroan secara bertahap memperluas kerja sama dengan berbagai merchant supaya uang elektronik BMRI bisa diterima lebih luas.
Sekarang ini, dana mengendap pada E-Money Bank Mandiri mencapai Rp800 miliar. Adapun, jumlah keping uang elektronik E-Money yang beredar sekitar 13,2 juta keping. Pada tahun ini, imbuh Thomas, ditargetkan bisa bertambah 5 juta keping lagi.