Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) kepada petani tebu di Mojokerto, Jawa Timur.
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto mengatakan, kredit ini merupakan bagian dari dukungan BNI terhadap program-program pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan dan energi serta mensejahterakan petani.
"Pada tahap awal pembiayaannya, BNI memberikan pembiayaan kepada 197 petani dengan total penyaluran kredit sebesar Rp 1,5 miliar," katanya melalui siaran pers, Senin (14/5/2018).
Seremoni penyaluran KUR dilakukan secara simbolis kepada 3 petani tebu binaan PTPN X dan BNI yang dilaksanakan di tengah kunjungan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno ke Jawa Timur.
Rini meninjau langsung lokasi tebang dan tanam tebu di salah satu lahan pertanian tebu milik petani binaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X dan BNI di Desa Mojosarirejo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto.
Turut hadir menyaksikan penyaluran KUR tersebut Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dan CEO BNI Wilayah Surabaya Muhammad Jufri.
BNI membiayai para petani tebu dengan skema KUR Linkage melalui Koperasi PTPN dan skema One on One. Dimana skema linkage merupakan kerjasama antara BNI, Koperasi, dan PTPN.
Pada skema linkage, koperasi mengajukan permohonan kredit ke BNI, lalu koperasi meneruskan pinjamkan kredit kepada petani. Koperasi menjadi off taker yang mengakomodir hasil panen petani untuk disetorkan ke pabrik gula untuk dilakukan penggilingan.
Setelah terjual PTPN melakukan penyetoran hasil pembayarannya ke rekening koperasi di BNI setelah dikurangi kewajiban koperasi di BNI, dilanjutkan dengan pembayaran kewajiban koperasi ke BNI oleh PTPN.
Sedangkan untuk skema one on one, sama seperti linkage namun perbedaannya adalah petani yang telah mendapat rekomendasi dari pabrik gula yang bisa mengajukan kredit ke BNI.
Hingga Mei 2018 BNI telah menyalurkan KUR senilai Rp6,85 triliun. Penyaluran tersebut setara 50,76% dari target KUR yang akan disalurkan BNI pada tahun 2018 sebesar Rp13,5 triliun.