Bisnis.com, PADANG -- Bank Indonesia meminta perbankan di Sumatra Barat lebih agresif menyalurkan kredit terutama ke sektor produktif guna berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar, Endy Dwi Tjahjono mengatakan pertumbuhan kredit perbankan daerah itu tahun lalu tergolong kecil, sehingga perlu ditingkatkan lagi untuk mengerek pertumbuhan.
“Memang perlu prudent, tetapi bank juga perlu lebih agresif salurkan kredit,” katanya, Rabu (6/6/2018).
Dia mengatakan kebijakan BI saat ini lebih pro terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga bank juga perlu meningkatkan penyaluran kredit di daerah.
Sebelumnya, OJK Sumbar menargetkan pertumbuhan kinerja perbankan Sumbar tahun ini bisa mencapai 12%.
“Melihat perkembangan sekarang, kami optimis bisa tumbuh 12%. Tentu dengan memaksimalkan potensi yang selama ini belum digarap perbankan di Sumbar,” kata Kepala OJK Sumbar Darwisman.
Dia menyebutkan sepanjang awal tahun ini kinerja perbankan masih sesuai perkiraan, terutama penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang masih sesuai target.
Menurutnya, selain potensi penyaluran KUR yang masih besar di daerah itu, perbankan juga perlu memaksimalkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), perdagangan, pertanian, perkebunan dan perikanan.
Adapun, sepanjang tahun lalu pertumbuhan aset perbankan Sumbar hanya 8,35% dari Rp57,62 triliun menjadi Rp62,44 triliun.
Sedangkan kinerja penyaluran kredit tumbuh 6,69% menjadi Rp54,08 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp50,69 triliun.
Dengan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan 9,01% dari Rp34,91 triliun tahun lalu menjadi Rp54,08 triliun.
Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan/NPL perbankan secara umum di Sumbar juga mengalami penurunan menjadi 2,78% dari tahun sebelumnya yang mencapai 3,23%.