Bisnis,com, JAKARTA — Harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun cukup tajam. Pada penutupan perdagangan Kamis (21/6/2018) sore, harga BBCA tercatat turun 1,63% dibandingkan dengan harga saham pada penutupan perdagangan sebelumnya atau sebesar Rp350 menjadi Rp21.150.
Direktur BCA Santoso mengatakan, penurunan harga saham emiten tersebut tidak lepas dari sentimen global.
“Saya pikir harga saham yang kadang naik dan kadang turun adalah hal yang biasa karena harga saham selain merefleksikan kinerja perusahaan tapi juga tergantung situasi makro ekonomi,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (21/6/2018).
Dia menuturkan, saat ini kondisi makro menjadi sangat dinamis, baik karena imbas perang dagang Selain itu, perekonomian Amerika Serikat dan beberapa negara juga sedang dalam tahap pemulihan sehingga berdampak pada nilai tukar mata uang.
BCA juga optimistis dapat mencetak pertumbuhan kinerja yang positif di tengah tekanan eksternal maupun perekonomian dalam negeri.
“Jadi karena banyak variabel yang sedang bergolak, saya pikir aspek makroprudensial yang mempengaruhi harga saham perbankan. Bagi BCA sendiri, kami confident hasil kerja kami solid dan tetap prudent,” ungkapnya.
Baca Juga
Dihubungi terpisah, Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan kenaikan suku bunga memang berpotensi meningkatkan beban biaya dana. Akan tetapi, menurutnya, perseroan masih dapat melakukan penyesuaian bunga kredit untuk mengantisipasi tekanan terhadap margin laba.
“Deposito pasti naik dengan adanya kenaikan bunga, berarti cost of fund bisa naik. Nanti tergantung kekuatan pasar, apakah bunga kredit bisa berangsur naik, kalau bisa naik maka margin bank akan tetap bisa positif,” ujar Jahja.