Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. kembali meraih predikat sebagai Bank Terbaik 2018. Predikat tersebut diraih atas keberhasilan perseroan mencatatkan lompatan posisi aset selama enam tahun terakhir dan berhasil menembus peringkat kelima bank dengan penguasaan aset terbesar.
Direktur Keuangan & Treasury Bank BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan, aksi berbenah dan transformasi menjadi kunci utama keberhasilan yang berhasil diraih perseroan.
“Berbagai transformasi akan terus kami lakukan untuk mencapai target menjadikan Bank BTN sebagai global player pada 2025,” jelas Iman seperti keterangan resmi yang Bisnis.com terima, Minggu (1/7/2018).
Predikat sebagai Bank Terbaik 2018 yang telah disematkan kepada perseroan pada Jumat (29/6/208) malam di Jakarta itu ujarnya, bakal menjadi pemacu bagi manajemen untuk terus menggelar transformasi dan membawa Bank BTN menjadi global player.
Adapun, Bank BTN meraih predikat sebagai Bank Terbaik 2018 pada kategori Bank Umum dengan modal inti Rp5 triliun-Rp30 triliun. Dari 17 bank yang masuk dalam kategori tersebut, Bank BTN berhasil meraih predikat Bank Terbaik 2018.
Predikat tersebut juga diberikan berdasarkan 12 kriteria pemeringkatan berdasarkan rasio keuangan perusahaan bank terpilih, termasuk menyeleksi dari segi aset.
Adapun jika menilik ke belakang, bank yang dulunya bernama “Postspaarbank” tersebut, pada 2013 masih tercatat berada di peringkat ke-11. Namun, pada akhir 2017, Bank BTN berhasil melompat lima posisi hingga naik ke peringkat 6.
Kemudian, pada triwulan pertama 2018, Bank BTN kembali menyalip dan menempati posisi ke-5 sebagai bank dengan penguasaan aset terbesar (bank only).
Menurut Iman, sejak awal bergabung dalam menahkodai Bank BTN, dirinya menerapkan beberapa tahapan transformasi untuk memacu kinerja bisnis perseroan.
Pada tahap transformasi pertama bertajuk “Periode Survival” yang digelar sejak 2013-2015, manajemen di bawah komandonya terus berupaya mengatasi masalah kredit bermasalah (non-performing loan/NPL).
Pada tahap transformasi kedua yakni “Periode Digital Banking” yang berlangsung sejak pertengahan 2015-2019, perseroan menggelar lompatan dengan melakukan transformasi digital di seluruh lini dan unsur bisnisnya.
Namun, dengan berbagai transformasi tersebut, Bank BTN tak hanya sukses menorehkan kinerja positif. Perseroan juga mendapatkan peran penting dari pemerintah sebagai agen Program Satu Juta Rumah.
“Melalui periode survival, kami terus berbenah sehingga siap menjadi agen Program Satu Juta Rumah. Kami akan terus menggelar transformasi agar dapat beroperasi maksimal sehingga masyarakat Indonesia akan semakin mudah membeli rumah murah dan terjangkau,” kata Iman.
Ke depannya, Bank BTN masih akan melakukan tahapan akhir transformasi yakni “Periode Global Playership” yang dimulai sejak 2019-2025. Pada periode tersebut, Iman membidik akan mampu menjadikan Bank BTN menjadi produk dan layanan perbankan yang beroperasi secara internasional.
Sementara itu, emiten bersandi saham BBTN ini terus mencatatkan pertumbuhan aset jauh di atas rata-rata industri perbankan nasional.
Per Mei 2018, aset bank spesialis kredit perumahan tersebut tumbuh sebesar 20% secara tahunan (year-on-year/yoy) naik dari Rp158,2 triliun per Mei 2017 menjadi Rp189,68 triliun.
Sebaliknya, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merekam aset industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 9% yoy per April 2018.
Pertumbuhan aset BBTN tersebut ditopang laju penyaluran kredit dan pembiayaan yang tumbuh di level 20,58% yoy per Mei 2018.
Data keuangan Bank BTN mencatat pada Mei 2018 perseroan telah menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp209,23 triliun atau naik dari Rp173,52 triliun pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Sebaliknya, data OJK menyebutkan kredit perbankan secara nasional hanya tumbuh 9% yoy per April 2018.