Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2018 Laba Bank Panin Merosot

JAKARTA Kinerja PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Bank Panin) pada paruh pertama 2018 menurun. Laba bersih emiten bank berkode PNBN ini melorot 3,57%% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Karyawan PT Bank Panin Tbk tengah menawarkan produk kepada nasabah./Bisnis.com
Karyawan PT Bank Panin Tbk tengah menawarkan produk kepada nasabah./Bisnis.com

JAKARTA – Kinerja PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Bank Panin) pada paruh pertama 2018 menurun. Laba bersih emiten bank berkode PNBN ini melorot 3,57%% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Bank milik taipan Mukmin Ali Gunawan itu per Juni 2018 tercatat membukukan laba sebesar Rp1,35 triliun, turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp1,4 triliun. Padahal pada periode yang sama tahun lalu laba tercatat tumbuh 22%.
Penurunan laba Bank Panin ini berlanjut. Pada kuartal I/2018 laba bank publik itu secara konsolidasi tergelincir ke posisi Rp706,67 miliar dari Rp760,41 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
“Salah satunya [penyebab penurunan laba] tingkat bunga pinjaman yang turun,” kata Direktur Utama Bank Panin Herwidayatmo kepada Bisnis, Minggu (22/7).
Penurunan laba sejalan dengan kenaikan kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross menjadi 3,01%, naik dari tahun sebelumnya 2,94%. Padahal pada akhir tahun lalu NPL gross sempat mencatatkan penurunan ke level 2,84%.
Namun demikian, perseroan masih membukukan kenaikan pendapatan bunga atau net interest income (NII) sebesar Rp4,44 triliun, atau naik 5,46% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain itu, pendapatan non-bunga pun naik 5,02% menjadi Rp967 miliar.
Penurunan laba sejalan dengan penyusutan aset yang sebesar 1,68% dari tahun sebelumnya menjadi Rp207,21 triliun. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) pun turun 31 bps menjadi 22,08%.
Penyebab penurunan aset karena penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) terkoreksi 3,97% menjadi Rp139,89 triliun. Apabila dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu, penurunan DPK mencapai 4%.
Padahal, penyaluran kredit tercatat naik sebesar 7,14%, menjadi Rp147,96 triliun. Kredit ritel dan komersial berkontribusi 58,7% dari total portofolio, sedangkan sisanya disumbang segmen korporasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper