Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menargetkan KPR dapat tumbuh dua digit sepanjang 2018 dibandingkan dengan pencapaian pada tahun lalu senilai Rp39,7 triliun, dengan mengoptimalkan potensi nasabah payroll.
Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, bank pelat merah ini akan fokus di primary market atau rumah pertama untuk kebutuhan hunian, dengan mengoptimalkan kelebihan jaringan klien korporasi Bank Mandiri. Korporasi yang menjadi debitur maupun menjadi klien untuk beragam produk dan layanan Bank Mandiri pada umumnya menyelenggarakan payroll pegawainya di bank yang sama.
Menurut Hery, sampai dengan Mei 2018 Bank Mandiri baru mengutilisasi 15% nasabah payroll. Tahun ini perseroan akan lebih fokus menggarap calon debitur dari nasabah payroll.
Dalam menjalankan bisnis KPR, Bank Mandiri memiliki prioritas untuk menggarap segmen primary atau kebutuhan rumah pertama dengan kondisi kualitas kredit yang cukup baik. Menurut Hery, segmen bisnis tersebut akan terbantu oleh relaksasi aturan loan to value (LTV) yang akan berlaku mulai 1 Agustus 2018.
Terkait relaksasi kebijakan LTV, perseroan masih harus mengkaji skema implementasinya. Hery mengisyaratkan bahwa uang muka atau down payment (DP) 0% kredit perumahan mungkin diterapkan dengan sejumlah ketentuan.
"Belakangan ini juga ada relaksasi LTV, tentunya Bank Mandiri akan mendorong bagaimana primary bisa tumbuh dengan baik, bahkan ada kemungkinan DP 0%," katanya.
Adapun, dari sisi bunga kredit, Bank Mandiri belum melakukan penyesuaikan bunga KPR meskipun suku bunga kebijakan Bank Indonesia sudah naik 100 bps selama dua bulan terakhir.
Baca Juga
Sampai dengan 30 Juni 2018 suku bunga KPR Bank Mandiri masih bertahan di level 10,25% per tahun.