Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. juga berupaya menjaga pertumbuhan margin bunga bersih melalui strategi peningkatan dana murah dan ekspansi kredit ke segmen bisnis yang memberikan yield lebih tinggi seperti korporasi, manufaktur, komunikasi, transportasi, serta konsumer terutama nasabah payroll.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, strategi tersebut ditempuh untuk menjaga margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tidak terperosok terlalu jauh. Pasalnya, rasio NIM pada paruh pertama tahun ini merosot 100 bps dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Kami akan menjaga performa NIM agar tidak meluncur lebih dalam,” katanya, Senin (23/7/2018).
Direktur Bisnis Kecil & Jaringan Catur Budi Harto mengatakan bahwa sejumlah langkah strategis sudah matang untuk ekspansi penyaluran kredit. Satu di antaranya adalah sistem clustering yang dinilai efektif meningkatkan pertumbuhan kredit kecil.
“Value chain masyarakat menengah dan korporasi juga kita jaga untuk mengontrol risiko,” katanya.
Di sisi lain, emiten perbankan berkode saham BBNI tersebut berupaya menekan biaya dana agar dapat menangguk yield kredit lebih tinggi. Pada semester pertama tahun ini perseroan berhasil menekan biaya dana dengan cara menurunkan suku bunga deposito sebanyak 46 bps.
Baca Juga
Secara industri, rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan per Mei 2018 tercatat sebesar 4,96%, menurun dibandingkan dengan posisi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5,21%. Apabila dilihat lebih terperinci, penurunan rasio NIM terjadi di seluruh kelompok bank, yang terdiri atas bank umum kegiatan usaha (BUKU) I, II, II, maupun IV.