Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank of India Indonesia Tbk. berupaya menjaga kualitas aset tahun ini. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan(NPL) gross diharapkan bisa ditekan di bawah 5% untuk mengamankan rasio profitabilitas (ROA).
"Capaian kuartal dua ROA sekitar 1%," kata Direktur Operasional Bank of India Indonesia Ferry Koswara kepada Bisnis belum lama ini.
Seiring dengan hal tersebut, fokus perusahaan pada 6 bulan terakhir 2018 adalah menggenjot kredit ritel dengan fokus pada commercial loan. Kontribusinya diharapkan merangkak naik 50 basis poin (bps) terhadap total portofolio, atau menjadi 25%.
Ferry menjelaskan sejauh ini Bank of India Indonesia tidak merasakan persaingan ketat bank kecil. Seperti diketahui performa kredit bank umum kelompok usaha (BUKU) II melambat.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penyaluran kredit kepada pihak ketiga bank dengan modal Rp1 triliun hingga Rp5 triliun stagnan. Pertumbuhan per Mei 2017 hanya 2,81% menjadi Rp509,16 triliun. Di saat yang sama industri tumbuh 10,55%.
Seperti diketahui Bank of India merugi beberapa tahun terakhir akibat rasio kredit bermasalah melesat tinggi. Perseroan sempat membukukan NPL hingga 16,22% pada awal 2017.
Namun, kinerja tahun ini jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Sepanjang 6 bulan pertama emiten bank berkode BSWD ini membukukan laba bersih sebanyak Rp30 miliar.
Perseroan pun optimistis menutup tahun ini dengan keuntungan Rp60 miliar.