Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. akan mengandalkan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk portofolio penyaluran pendanaan konsumer tahun depan. Segmen ini diharapkan dapat tumbuh 12% hingga 15% secara tahunan (year-on-year/yoy) di tengah tahun politik yang terbilang menantang.
“Tahun depan sedikit tricky untuk segmen konsumer karena tahun politik, tapi kami punya KPR, kami pemain besar di situ,” kata Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan kepada Bisnis pada Jumat (16/11/2018).
Lani menjelaskan secara keseluruhan tahun politik akan membuat ketidakpastian kondisi pasar kredit konsumer. Namun, dia optimistis KPR, khususnya yang bernilai kecil dan medium, masih potensial. Hal itu akan mampu menutupi kredit bernilai tinggi yang cenderung berkurang, melanjutkan tren tahun ini.
Menurut Lani, nasabah KPR dengan permintaan pendanaan tinggi menjadi kontributor penurunan target pertumbuhan KPR tahun ini. Berdasarkan data internal perseroan, per kuartal III/2018, KPR naik 10% yoy menjadi sekitar Rp30 triliun. Hingga akhir tahun diharapkan pertumbuhan terjaga di kisaran 10%—12%.
Pada awal tahun proyeksi pertumbuhan KPR sebanyak 15% yoy. “Ini juga karena dampak suku bunga,” tuturnya.
Selain KPR, dua segmen utama kredit konsumer CIMB Niaga adalah kartu kredit dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Per September 2018, kontribusi masing-masing, secara berurutan sebanyak 60%, 17%, dan 14%.
Lani melanjutkan bahwa sejak 2016 perseroan melakukan kalibrasi ulang terhadap komposisi kredit. Sepanjang tahun ini penyaluran KKB diturunkan sebanyak 30% untuk selanjutnya dapat lebih selektif memilih debitur.
Sementara itu pertumbuhan penyaluran kredit menggunakan kartu relatif serupa dengan kondisi tahun ini. Per September 2018, nilai transaksi kartu kredit mencapai Rp8,29 triliun atau naik 2,7% yoy. Capaian itu diraih dengan pertumbuhan jumlah transaksi sebanyak 9% yoy.
Mengutip data internal, CIMB Niaga menguasai 15,1% pangsa pasar kartu kredit. Per September 2018, kartu yang diterbitkan naik 3,9% yoy, menjadi 2,5 juta keping.