Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank QNB Kembali Lepas Aset Bermasalah Rp1,22 Triliun

PT Bank QNB Indonesia Tbk. mengumumkan telah melakukan transaksi penjualan kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada 29 November 2018 senilai Rp1,22 triliun atau 30,73% dari total ekuitas perseroan per 31 Desember 2017.
Ilustrasi: Kantor QNB (Qatar National Bank) di Doha, Qatar/albalad.co-Qatar News Agency
Ilustrasi: Kantor QNB (Qatar National Bank) di Doha, Qatar/albalad.co-Qatar News Agency

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank QNB Indonesia Tbk. mengumumkan telah melakukan transaksi penjualan kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada 29 November 2018 senilai Rp1,22 triliun atau 30,73% dari total ekuitas perseroan per 31 Desember 2017.

Aset bermasalah tersebut dijual kepada BDFK Limited, perusahaan afiliasi yang berpusat di Cayman Islands. Kredit bermasalah tersebut merupakan piutang 16 debitur yang terdiri dari tiga debitur berdenomisasi dolar Amerika Serikat dan 13 debitur berdenomisasi rupiah.

Dalam transaksi ini BDFK Limited akan membayar penjualan NPL dengan skema pembayaran tunai senilai US$16,92 juta, sedangkan sisanya dibayar menggunakan obligasi dengan tenor 5 tahun dalam denominasi rupiah dan dolar AS.

Obligasi dalam denominasi rupiah diterbitkan oleh PT Amro Indonesia sebesar Rp742,5 miliar dengan suku bunga 7,9% per tahun. Sementara itu, obligasi dalam mata uang dolar AS diterbitkan oleh BDFK Limited sebesar US$16,45 juta dengan suku bunga 4,5% per tahun.

Melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, manajemen Bank QNB Indonesia menyampaikan transaksi penjualan kredit bermasalah tersebut akan menurunkan rasio NPL perseroan.

Sampai dengan kuartal III/2018 Bank QNB Indonesia mencatatkan rasio NPL gross sebesar 4,16% dan rasio NPL net sebesar 2,56%.
“Setelah dilaksanakannya transaksi maka NPL gross dan NPL net perseroan masing-masing diproyeksikan menjadi sebesar 2,61% dan 1,96%,” ujar manajemen melalui keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (4/12/2018).

Dalam transaksi ini, perusahaan induk Qatar National Bank (QPSC) akan menerbitkan standby letter of credit (SBLC) senilai US$67,67 juta sebagai jaminan tunai atas pembayaran obligasi tersebut jika terdapat kegagalan pembayaran oleh penerbit obligasi.

Sebelumnya pada November 2017 Bank QNB Indonesia juga telah menjual kredit bermasalah pada tahap I senilai Rp1,72 triliun dan penjualan tahap 2 pada Maret 2018 senilai Rp1,19 triliun.

Bank QNB Indonesia mencatatkan kerugian bersih pada kuartal III/2018 sebesar Rp160 miliar, angka ini mengalami perbaikan sebesar 64,6% secara tahunan dari Rp452,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pada saat yang sama penyaluran kredit perseroan mengalami penurunan hingga 26,83% secara tahunan menjadi Rp12,16 triliun dengan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) terhadap aset produktif meningkat menjadi 2,32%.

Kinerja penghimpunan dana pihak ketiga turut terkoreksi sebesar 23,13% secara tahunan pada kuartal III/2018 menjadi Rp16,6 triliun dari realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp21,6 triliun.

Bank QNB Indonesia melakukan rights issue guna menambah modal dan ekspansi kredit melalui penawaran umum terbatas (PUT) VI 2018 dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) senilai Rp946 miliar.

Guna mendukung permodalan Bank QNB Indonesia, Qatar National Bank juga menyuntikkan dana segar dengan total tambahan modal senilai US$45 juta atau Rp657 miliar pada November 2018.

Bank QNB Indonesia sebelumnya bernama PT Bank Kesawan Tbk. Bank tersebut diakuisisi oleh QNB Group asal Qatar pada 2011. Kemudian namanya sempat berubah menjadi Bank QNB Kesawan. Kemudian, akhirnya berganti nama menjadi Bank QNB Indonesia.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper