Bisnis.com, JAKARTA--Pada 2019, Bank Indonesia menegaskan akan terus menperkuat arah bauran kebijakan, salah satunya akselerasi pendalaman pasar keuangan.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan akselerasi pendalaman pasar keuangan dimaksudkan untuk mendukung kebijakan BI dan pembiayaan ekonomi secara luas.
"Di pasar valas, volume transaksi dan penggunaan instrumen spot, swap dan domestic non deliverable forward (DNDF) terus didorong," ungkap Perry, Senin (7/1).
Dengan upaya ini, BI meyakini pergerakan nilai tukar rupiah akan berjalan sesuai mekanisme pasar.
Di pasar uang, volume transaksi dan penggunaan instrumen repo dan interest rate swap (IRS) akan terus didorong untuk meningkatkan likuiditas, efisiensi dan market conduct di pasar uang antar bank dalam pembentukan yield curve di berbagai tenor.
Masih pada 2019, bank sentral telah mempersiapkan penerbitan regulasi market operator serta pengembangan infrastruktur electronic trading platform (ETP), trade repository, dan pendirian Central Counterparty (CCP) untuk transaksi derivatif.
"Bank Indonesia juga akan terus berpartisipasi aktif dalam inovasi berbagai instrumen pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur ke depan," tutup Perry.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan akselerasi pendalaman pasar keuangan dimaksudkan untuk mendukung kebijakan BI dan pembiayaan ekonomi secara luas.
"Di pasar valas, volume transaksi dan penggunaan instrumen spot, swap dan domestic non deliverable forward (DNDF) terus didorong," ungkap Perry, Senin (7/1).
Dengan upaya ini, BI meyakini pergerakan nilai tukar rupiah akan berjalan sesuai mekanisme pasar.
Di pasar uang, volume transaksi dan penggunaan instrumen repo dan interest rate swap (IRS) akan terus didorong untuk meningkatkan likuiditas, efisiensi dan market conduct di pasar uang antar bank dalam pembentukan yield curve di berbagai tenor.
Masih pada 2019, bank sentral telah mempersiapkan penerbitan regulasi market operator serta pengembangan infrastruktur electronic trading platform (ETP), trade repository, dan pendirian Central Counterparty (CCP) untuk transaksi derivatif.
"Bank Indonesia juga akan terus berpartisipasi aktif dalam inovasi berbagai instrumen pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur ke depan," tutup Perry.