Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank of India Naikkan Pencadangan

PT Bank of India Indonesia Tbk. berencana menaikkan porsi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) untuk menurunkan rasio kredit bermasalah yang pada akhir tahun lalu masih berada di level 4,9%.
Dirut PT Bank of India Indonesia Tbk Sindbad R. Hardjodipuro (kiri) bersama Direktur Ferry Koswara memberikan penjelasan saat paparan publik, di Jakarta,  Jumat (23/11/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Dirut PT Bank of India Indonesia Tbk Sindbad R. Hardjodipuro (kiri) bersama Direktur Ferry Koswara memberikan penjelasan saat paparan publik, di Jakarta, Jumat (23/11/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank of India Indonesia Tbk. berencana menaikkan porsi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) untuk menurunkan rasio kredit bermasalah yang pada akhir tahun lalu masih berada di level 4,9%.

Direktur Bank of India Indonesia Ferry Koswara mengatakan, pada tahun ini perseroan menargetkan penurunan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) ke kisaran 3%. Untuk mencapai target tersebut, salah satu strategi yang dilakukan adalah menaikkan CKPN.

“Kami akan melakukan peningkatan kualitas aset kredit dan menaikkan CKPN,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Namun demikian, dia mengatakan bahwa salah satu kendala utama dalam memperbaiki kualitas aset adalah keterbatasan modal perseroan. Pembentukan CKPN yang menggunakan komponen modal inti akan menjadi tantangan besar.

Ferry menyatakan, perseroan akan berupaya meningkatkan profitabilitias agar dapat meningkatkan CKPN pada tahun ini. Namun demikian, dia mengatakan perseroan sejauh ini belum mengambil opsi penambahan modal untuk mengatasi hal tersebut.

“Pembentukan CKPN akan lebih besar dengan pembebanan kepada profit. Profitabilitas yang harus ditingkatkan di tengah kelesuan ekonomi saat ini. Modal kami masih Rp1 triliun lebih sedikit, tapi belum mau tambah modal,” jelasnya.

Pada sisi lain, perseroan berupaya meningkatkan kualitas kredit yang disalurkan. Bank of India Indonesia memilih debitur segmen ritel, khususnya dalam bentuk kredit modal kerja. Ferry menjelaskan, segmen ritel merupakan segmen unggulan dengan risiko yang paling terukur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper