Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Porsi Saham LinkAja Dibagi Rata?

Pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN) masih berdiskusi soal kepemilikan saham di layanan keuangan digital, LinkAja. Rencananya porsi kepemilikan akan dibuat rata
Perkembangan industri fintech (financial teknologi) atau teknologi finansi (tekfin) di Indonesia 2016 hingga 2018./Bisnis-Ilham Nesaba
Perkembangan industri fintech (financial teknologi) atau teknologi finansi (tekfin) di Indonesia 2016 hingga 2018./Bisnis-Ilham Nesaba

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN) masih berdiskusi soal kepemilikan saham di layanan keuangan digital, LinkAja. Rencananya porsi kepemilikan akan dibuat rata. Perusahaan yang secara kontribusi belum memiliki valuasi setara akan diminta untuk menambah penyertaan modal. 

General Manager IT Solutions & Security System Division PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Muhammad Faisal Jazuli mengatakan bahwa teknis terkait hal itu tengah dibahas.

“Totalnya dibagi rata. Misal pemilik platform dihitung 10, tapi setiap pihak harus menyetor 20, berarti dia harus menyertakan 10 lagi,” katanya di Jakarta, Rabu (27/2/2019).

Faisal menjelaskan bahwa penyertaan modal itu akan digunakan untuk pengembangan LinkAja. Aplikasi T-Cash milik Telkomsel yang telah dikonversi menjadi LinkAja akan melalui proses yang membutuhkan dana tidak sedikit. 

Dalam sebuah riset yang diterbitkan Morgan Stanley Telkomsel akan menjadi pengendali dengan kepemilikan 25%. Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing akan memiliki 20% saham LinkAja. Sisanya, BTN 10% dan Pertamina 5%.

Adapun layanan keuangan digital LinkAja merupakan bentukan sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) seperti bank pelat merah, PT Pertamina (Persero) dan PT Telekomunikasi Seluler (Persero) atau Telkomsel. Dengan demikian sistem pembayaran berbasis kode QR (quick response) milik masing-masing BUMN akan dilebur menjadi satu. 

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni sempat mengatakan bahwa LinkAja akan mengubah peta pertarungan alat pembayaran berbasis kode QR. Seperti diketahui, saat ini PT Karya Anak Bangsa (Gojek) melalui Gopay dan Ovo milik grup Lippo adalah dua pemain utama.

Menurut Achmad LinkAja mempunya keunggulan untuk memaksimalkan basis nasabah dan juga ekosistem perusahaan milik negara. Integrasi pembayaran dengan sejumlah tempat yang menyediakan kebutuhan sehari-hari akan lebih mudah untuk dilakukan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper