Bisnis.com, JAKARTA — Laba PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) tercatat meningkat hingga 65,74% pada 2018 secara tahunan.
Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari memaparkan bahwa laba bersih perseroan pada 2018 naik 65,74% (yoy) menjadi Rp605 miliar, dibandingkan dengan posisi per akhir 2017 senilai Rp365 miliar.
"Kami bersyukur pada 2018 membukukan peningkatan laba 65,74%," kata Toni dalam pemaparan kinerja 2018, Senin (11/03/2019).
Toni menjelaskan bahwa pertumbuhan laba ini didorong oleh segmen ritel dan pengembangan transaction banking. Beberapa pengembangan ke arah transaction banking yang dilakukan sepanjang 2018 di antaranya layanan mobile banking dengan beragam fitur, pembukaan rekening online, dan layanan asisten interaktif Aisyah.
Peningkatan laba juga ditopang oleh membaiknya FBI sebesar 19,4% dari semula Rp943 miliar pada 2017 menjadi Rp1,13 triliun per akhir 2018. FBI Perseroan bersumber dari jasa transaksi dan lainnya.
Selain dari FBI, sumber laba perusahaan adalah pertumbuhan pendapatan margin bagi hasil bersih yang meningkat Rp402 miliar atau secara tahunan tumbuh 5,52% menjadi Rp7,69 triliun per akhir 2018.
Pendapatan margin bagi hasil bersih perseroan pada 2017 sebesar Rp7,29 triliun. Pertumbuhan margin bagi hasil bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan dan perbaikan kualitas pembiayaan.
Sementara itu, pada 2019, Mandiri Syariah menargetkan pertumbuhan laba sebesar 50% hingga 60% dengan tetap mengandalkan sektor ritel sebagai komposisi terbesar.