Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menargetkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah milik perseroan sebesar Rp13,7 triliun pada 2019, sedikit lebih tinggi dari tahun lalu yang senilai Rp12 triliun.
Vice Presiden Consumer Lending BNI Egos Mahar mengatakan sampai Februari 2019, produk KPR Griya kepunyaan perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp1,6 triliun, naik tipis dari 2018 yang sebesar Rp1,5 triliun. Menurutnya, kinerja produk tersebut cenderung stabil dan konsisten pada capaian di atas.
Egos mengklaim berbagai kondisi sangat memengaruhi keputusan nasabah dalam membeli hunian.
"Tahun ini, bakal ditambah dengan agenda politik. Di luar itu pun, banyak hal yang memengaruhi, misalnya bunga yang juga memiliki banyak variabel, tidak hanya dari kenaikan suku bunga acuan tetapi juga ada faktor marjin dan yang lainnya," papar Egos kepada Bisnis, Senin (18/3/2019).
Pada 2019, bank pelat merah itu bakal menggencarkan strategi pemasaran pada payroll BNI, yang masih memiliki 2,7 juta nasabah untuk dimaksimalkan. BNI akan berfokus menyasar pegawai baru yang belum memiliki rumah.
Untuk ticket size KPR, perseroan menilai tren tahun ini masih berkisar di rumah dengan harga di bawah Rp500 juta. Namun, BNI akan terus mengikuti arah pasar dengan tidak mematok fokus ticket size KPR yang diberikan pada nasabah.
Untuk apartemen, Egos mengungkapkan perseroan masih akan lebih selektif mengingat banyaknya skema yang masih rumit, khususnya dalam hal pecah kepemilikan. Saat ini, BNI bekerja sama dengan 26 pengembang.
Hingga saat ini, portofolio total penyaluran Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) BNI masih di bawah 10% dari total KPR Griya.
"Kalau wilayah, sebenarnya sudah merata meski Jabodetabek masih menjadi penyumbang yang besar. Misalnya, dari 800 booking, sekitar 200 pasti dari Jabodetabek," tambahnya.