Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit KPR BRI Melaju Kencang

Penyaluran KPR oleh BRI melaju kencang pada periode Januari—Februari 2019, dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan penyelesaian sejumlah ruas jalan tol.
Nasabah bertransaksi melalui mesin ATM di galeri e-banking Bank BRI, di Jakarta, Selasa (12/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Nasabah bertransaksi melalui mesin ATM di galeri e-banking Bank BRI, di Jakarta, Selasa (12/9)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit pemilikan rumah pada Januari—Februari 2019 lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan bahwa sampai dengan Februari 2019, pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) naik hingga 20% secara tahunan. Capaian ini membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh sekitar 18% secara tahunan.

“KPR tumbuh lebih cepat karena kebijakan pemerintah juga. Searah juga dengan infrastruktur beberapa jalan tol yang sudah selesai,” kata kepada Bisnis, Senin (18/3/2019).

Handayani melanjutkan, segmen yang berkontribusi pada awal tahun ini masih serupa, yakni pemilik rumah pertama. Begitu pula dengan rentang harga hunian yang tinggi peminat berkisar pada angka Rp300 juta.

Pada tahun lalu KPR berkontribusi sebesar 20,73% terhadap kredit konsumer BRI. Dalam laporan yang dipublikasikan perseoran, KPR tumbuh 22,58% yoy pada tahun lalu, atau menjadi Rp27,1 triliun.

Secara keseluruhan di industri perbankan, kinerja penyaluran kredit pemilikan rumah dan apartemen mengembuskan sinyal positif pada awal tahun ini. Relaksasi aturan yang diberikan oleh regulator dinilai cukup efektif untuk mengompensasi kenaikan suku bunga kredit.

Berdasarkan data Bank Indonesia, penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) per Januari 2019 tumbuh 13,5% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp467,1 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, kredit pemilikan properti ini tumbuh 11,7% yoy menjadi Rp411,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper