Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. memproyeksikan pertumbuhan aset pada kuartal I/2019 dapat mencapai sekitar 18%, lebih tinggi dari target yang ditetapkan perseroan di kisaran 13%—15%.
Direktur Keuangan dan Treasury BTN Iman Nugroho Soeko menyatakan pertumbuhan aset yang signifikan pada awal tahun tersebut dimotori kenaikan pertumbuhan kredit yang jauh di atas target.
Dia menjelaskan kenaikan di atas target tersebut terjadi lantaran adanya lonjakan penarikan kredit yang tidak lazim terjadi di awal tahun. Hal itu terutama untuk kredit pemilikan rumah subsidi yang tahun lalu urung direalisasikan karena kuota unitnya habis.
“Untuk kuartal I/2019 ini saya kira paling tidak bisa tumbuh sampai 18%,” katanya saat ditemui Bisnis di Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Kendati demikian, menurut Iman, perseroan tidak akan jor-joran mengejar pertumbuhan aset. Pasalnya berkaca pada pengalaman dua tahun sebelumnya, kondisi likuiditas akan cenderung mengetat di akhir tahun sehingga biaya dana menjadi meningkat.
“Ini jarang terjadi. Tapi karena kuartal I/2019 ini memang pasokan dana dan nasabah memang sama-sama ada, ya sudah tidak apa-apa tumbuh tinggi. Mungkin nanti akhir tahun yang tidak usah ngoyo,” katanya.
Adapun, per akhir tahun 2018, bank pelat merah tersebut membukukan aset senilai Rp306 triliun. Dengan nilai aset itu, emiten perbankan berkode saham BBTN tersebut memastikan posisinya sebagai bank dengan aset kelima terbesar secara nasional.