Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2019, Penyaluran Kredit CIMB Niaga Ditopang Unit Syariah

Bank CIMB Niaga menutup kuartal I/2019 dengan fungsi intermediasi tumbuh sebesar 4,98% secara tahunan menjadi Rp187,98 triliun. Unit usaha syariah (UUS) berkontribusi signifikan terhadap kenaikan penyaluran dana perseroan.
Karyawan beraktivitas di kantor cabang CIMB Niaga di Jakarta, Jumat (17/2)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan beraktivitas di kantor cabang CIMB Niaga di Jakarta, Jumat (17/2)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. menutup kuartal I/2019 dengan fungsi intermediasi tumbuh sebesar 4,98% secara tahunan menjadi Rp187,98 triliun. Unit usaha syariah (UUS) berkontribusi signifikan terhadap kenaikan penyaluran dana perseroan.

Pasalnya tanpa pembiayaan UUS, penyaluran kredit  CIMB Niaga turun 1,07% yoy menjadi Ro159,94 triliun. UUS CIMB Niaga sendiri membukukan penyaluran pembiyaan senilai Rp28,04 triliun atau naik 61,1% yoy per Maret 2019.

Pertumbuhan kredit yang disokong oleh unit usaha syariah tersebut pun mendorong aset perusahaan secara keseluruhan. Pada kuartal I/2019, aset CIMB Niaga naik 2,06% yoy menjadi Rp262,82 triliun.

Hal tersebut diikuti dengan perbaikan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) turun dari 3,51% per Maret 2018 menjadi 3,04% per Maret tahun ini.

Dari segi penghimpunan dana, CIMB Niaga melaporkan koreksi negatif. Sepanjang tiga bulan pertama dana pihak ketiga (DPK) merosot 5,71% secara tahunan menjadi Rp164,04 triliun.

Deposito dan giro menjadi penyebab utama turunnya DPK. Kedua komponen sumber dana ini, masing-masing turun 10,06% yoy dan 7,05% yoy. Pada periode yang sama tabungan yang berkontribusi 29,4% terhadap DPK, tumbuh 1,03% yoy menjadi Rp48,17 triliun

Merosotnya portofolio DPK CIMB membuat likudiitas perseroan mengetat. Rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) perusahaan melonjak dari 91,98% pada tiga bulan pertama 2018 menjadi 97,02% pada Maret 2019.

Adapun dari kolom laporan laba rugi, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp944,17 miliar atau naik 7,7% yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh pendapatan operasional selain bunga yang melesat 31,45% yoy menjadi Rp1,63 triliun.

Pada kuartal I/2019, perseroan tidak dapat mengandalkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII). Hal itu disebabkan oleh pertumbuhan beban bunga jauh lebih tinggi dari pendapatan bunga.

Pada Maret 2019 pendapatan bunga perusahaan sebesar Rp5,24 triliun atau naik 4,8% yoy. Sementara itu beban bunga naik 12,18% yoy menjadi Rp2,21 triliun. NII pun hanya bergerak naik 0,13% yoy menjadi Rp3,03 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper