Bisnis.com, JAKARTA –PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Bank Panin) meraup laba bersih sebesar Rp843 miliar per kuartal I/2019, naik 19,31% secara tahunan atau year on year (yoy).
Pertumbuhan laba yang signifikan ini ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh 8,50% secara yoy dengan realisasi nilai Rp153,15 triliun. Porsi kredit ditopang segmen ritel dan komersial yang berkontribusi sebesar 57%, dan sisanya debitur korporasi
Sekretaris Perusahaan Bank Panin Jasman Ginting mengatakan, selanjutnya bank akan terus meningkatkan pelayanan lebih efisien dengan memanfaatkan digilitasasi.
“Berbagai jaringan elektronik seperti mobile dan internet banking, serta pembayaran berbasis kartu uang elektronik diharapkan dapat menjangkau basis nasabah yang luas termasuk segmen millenial serta nasabah ritel,” kata Jasman dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (25/4/2019).
Akan tetapi dari segi kualitas aset, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kotor sedikit naik dibandingkan dengan posisi Desember 2018, 3,04%. Rasio NPL Bank Panin per Maret 2019 sebesar 3,09%.
Sementara itu dari sisi likuiditas, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun mengalami penurunan sebesar 6,17% yoy menjadi Rp138,23 triliun. Kinerja tersebut diikuti oleh rasio dana murah dari produk giro dan tabungan atau current account savings account (CASA) yang mencapai 36% terhadap total DPK.
“Kami terus mendorong pertumbuhan CASA dengan memperbesar basis nasabah melalui produk-produk tabungan,” kata Jasman.
Adapun per Maret 2019 posisi rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Panin adalah 23,54%. Hal ini sejalan dengan peningkatan permodalan, karena terhitung sejak 1 Maret 2019, perusahaan ditetapkan sebagai bank umum kelompok usaha (BUKU) IV. Panin menjadi perusahaan keenam yang masuk dalam kategori bank bermodal inti lebih dari Rp30 triliun.
Presiden Direktur Bank Panin Herwidyatmo mengatakan perusahaan masuk ke jajaran bank bermodal inti paling gemuk dengan menngadalkan pertumbuhan organik. Tahun ini strategi serupa, mengincar debitur small medium enterprise masih dipilih oleh bank terbesar ketujuh dari segi aset tersebut.