Bisnis.com, JAKARTA – Di samping saham, instrumen surat berharga negara (SBN) diyakini menjadi opsi menarik bagi investasi yag dikelola BPJS Ketenagakerjaan.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan pihaknya masih optimistis kondisi ekonomi nasional masih kuat sehingga bakal menjamin nilai instrumen tersebut.
“Saya kira SBN masih menarik. BPJS Ketenagakerjaan masih sangat yakin kondisi ekonomi Indonesia masih kuat,” ujarnya, Senin (20/5/2019).
Agus mengatakan pihaknya bersiap merealisasikan rebalancing dan building portofolio investasi di tengah tren pelemahan kinerja pasar saham. Dia menegaskan pihaknya siap untuk menambah penempatan dana kelolaan di instrumen saham.
Agus menjelaskan pihaknya bakal masuk ke emiten-emiten unggulan dengan kinerja yang baik. Di samping itu, pihaknya tetap akan mengendepankan prinsip kehati-hatian.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Direktur Bidang Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja mengatakan per April 2019 pihaknya sebenarnya telah meningkatkan alokasi invetasi ke saham.
“Pada Maret 2019 itu komposisi investasi kami di saham mencapai 18 persen, pada April menjadi 19 persen. Jadi, ada peningkatan 1 persen,” ujarnya.
Utoh menjelaskan secara keseluruhan portofolio BPJS Ketenagakerjaan masih dominan ditempatkan di surat utang, baik SBN maupun obligasi korporasi. Sekitar 60% dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan ini ditempatkan pada instrumen tersebut.
“Sekitara 9 persen di deposito, invetasi langsung 1% dan selebihnya di instrumen lainnya,” jelas dia.